Friday, December 21, 2007

Kandidat terpilih untuk Program Magang

(Read English Version)

Peluncuran

Pada saat proses pendaftaran ditutup (16 Desember 2007), ACF menerima 17 permohonan untuk mengikuti program magang yang diadakan. Akhirnya terpilih 3 orang peserta magang yang berasal dari 3 LSM berbeda yang masing-masing memiliki program dibidang manajemen bencana. Berikut ini adalah profil singkat para peserta magang

Milka Jalla
Milka adalah perwakilan dari Yayasan Lendola, LSM Lokal di Alor, Nusa Tenggara Timur. Ia bekerja sebagai Field officer sejak tahun 2005 dan memiliki pengalaman sebagai Community facilitator. Alor memiliki berbagai resiko bencana seperti gempa bumi, banjir, gelombang pasang, dan konflik sosial. Saat ini Yayasan Lendola bekerja sama dengan PIKUL sedang menjalankan program CBDRM. Menurut Milka, tujuannya mengikuti program magang ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian di bidang manajemen resiko bencana, cmmunity organizing, dan CBDRM yang nantinya akan digunakan dalam pelaksanaan program di daerahnya.

Muh. Sukirno Kasnur
Sukirno adalah Program Officer di LSM TRUST (Treatment Natural Resources Team). TRUST berkantor di Baubau, Sulawesi Tenggara. Wilayah Babu-bau memiliki intensitas hujan yang rendah, namun kesiapan pemerintah lokal untuk menghadapi banjir relatif rendah. Di programnya yang lalu, TRUST membangun infrastruktur untuk menghadapi banjir. TRUST merencanakan untuk memasukkan pendekatan berbasis komunitas dalam programnya yang akan datang.

Ghufron
Ghufron berasal dari AMAN Indonesia, sebagai Emergency relief and peace building Officer. Ia bergabung di AMAN Indonesia sejak September 2006. Saat ini, AMAN Indonesia sedang mengembangkan rencana kerja untuk program kesiapsiagaan bencana. Menurutnya kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keisapsiagaan bencana adalah hal yang sangat berharga. Berbagi informasi, keahlian, dan jejaring adalah hal yang diharapkannya dalam program magang ini.

Update*
Penutupan

Baca selengkapnya

Thursday, December 6, 2007

Peluncuran Program Magang ACF

(Read English Version)

Untuk mendukung pengembangan SDM di tingkat daerah, Action Contre la Faim (ACF) melalui Program Kesiapsiagaan Bencana merencanakan untuk membuka kesempatan magang di bidang penanggulangan bencana. Dalam hal ini ACF membuka kesempatan bagi 3 orang dari LSM atau Pemerintah dari daerah rawan bencana untuk magang di ACF selama 1 bulan dan selanjutnya nanti mereka diharapkan mampu mengadopsi, memodifikasi dan mengembangkan ilmu yang diperolehnya di daerahnya masing-masing.

Tujuan
Tujuan dari kegiatan magang ini adalah:

  • Adanya sharing informasi dan pengalaman antara ACF dengan lembaga mitra yang mengikuti program magang.
  • Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan peserta magang di bidang Pengelolaan Bencana Berbasis Masyarakat (Community Based Disaster Management.
  • Meningkatnya hubungan jejaring (network) antara lembaga peserta magang dengan berbagai stakeholder di bidang pengelolaan bencana.
  • Diperolehnya umpan balik dari peserta magang untuk peningkatan kinerja program Kesiapsiagaan Bencana yang dilaksanakan oleh ACF di 3 kelurahan di DKI Jakarta.

Peserta
Kegiatan magang ini direncanakan diikuti oleh 3 orang peserta. Adapun kriteria peserta adalah sebagai berikut:
  • Berpendidikan minimal SLTA
  • Berasal dari unsur Pemerintah atau LSM lokal yang bergerak di bidang penanggulangan bencana dan berasal dari daerah kabupaten/kota yang rawan bencana banjir.
  • Calon peserta merupakan orang yang selama ini menangani penanggulangan bencana ataupun orang yang diproyeksikan menangani bencana di lembaganya.
  • Mempunyai motivasi dan komitmen tinggi untuk bekerja di bidang penanggulangan bencana.
  • Bersedia menindaklanjuti hasil pelatihan dengan mengaplikasikan hasil magang di tempat kerjanya.
  • Ada dukungan komitmen dari atasan di tempat kerjanya.

Waktu dan Tempat
Program magang ini akan diadakan di Jakarta pada tanggal 7 Januari – 1 Februari 2008 (20 hari kerja).

Materi
Materi yang akan disampaikan:
  • Konsep Dasar Manajemen Resiko Bencana dan Pendekatan Manajemen Bencana Berbasis Komunitas (Community Based Disaster Management – CBDM)
  • Peningkatan Kapasitas dalam CBDM
  • Pengorganisasian Masyarakat dalam CBDM
  • Pendidikan dan Kampanye Bencana
  • Kegiatan Lapangan di 3 kelurahan
  • Koordinasi/jejaring
  • Penulisan Laporan
  • Restitusi: Mendisain dan mengimplementasikan CBDM
Hasil yang diharapkan
Sebagai hasil dari program magang ini, peserta diharapkan memiliki:
  • Pemahaman tentang konsep dasar Manajemen Resiko Bencana
  • Kemampuan untuk menganalisa berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dalam Manajemen Resiko Bencana
  • Pemahaman tentang Konsep Pengorganisasian Masyarakat
  • Kemampuan untuk memetakan wilayah lain dengan konsep Manajemen Resiko Bencana

Informasi Tambahan
ACF menyediakan penggantian biaya transportasi udara atau udara ke dan dari Jakarta dengan kelas ekonomi. Nilai maksimum yang ditanggung adalah Rp 2.500.000,- yang akan diberikan berdasarkan pengeluaran aktual. ACF akan menyediakan tunjangan makan dengan nilai Rp 50.000,- perhari selama 20 hari. Akomodasi selama di Jakarta akan ditanggung ACF.

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Erma Maghfiroh
Jl Dharmawangsa IX No. 120
Phone. 021-7257320 or 7220775
Fax. 021-7248768
Email : erma_maghfiroh@yahoo.co.id

Cara Mendaftar
Kirimkan CV dan tulisan 1 lembar menerangkan dimana anda bekerja saat ini dan alasan anda tertarik untuk mengikuti program ini.
Kirimkan pernyataan tertulis untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang diadakan, dilengkapi dengan surat rekomendasi dari Manajer yang bersangkutan.

Dokumen dikirimkan lewat email ke erma_maghfiroh@yahoo.co.id paling lambat Minggu 16 Desember 2007.

Peserta terpilih akan dihubungi oleh ACF paling lambat Rabu 19 Desember 2007.

Update*
Kandidat Terpilih
Penutupan

Baca selengkapnya

Monday, December 3, 2007

Kumpulan Berita tentang Bencana pada November 2007

(Read English Version)

Di awal November, Jakarta sudah mulai mempersiapkan diri mengantisipasi banjir. Sejak 6 November, banjir sudah mulai mendatangi 4 wilayah di Jakarta Timur, yaitu Kampung Melayu, Bidara Cina, Cawang, dan Kramat Jati. Warga belum melakukan evakuasi. Pada 19 November, seiring dengan hujan deras yang mengguyur Jakarta dan “kiriman” dari Bogor dan Depok menambah jumlah wilayah Jakarta yang tergenang air. Di Kampung Melayu, Bukit Duri, dan Petogogan, banjir mencapai 1 hingga 1,5 meter. Tidak hanya di Jakarta, beberapa provinsi lain juga mengalami banjir. Tercatat Riau, Jawa Tengah, Papua Nugini, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, dan Banten mengalami banjir di beberapa wilayahnya.


Tentang penyakit, diare menyerang wilayah Jakarta Utara. Air mineral yang tidak steril diduga menjadi penyebabnya. Sejumlah 113 orang terinfeksi dan 7 orang diantaranya bahkan meninggal dunia. Flu burung juga masih mendera. Satu lagi korban meninggal di Riau dan Tangerang. Dari DIY, demam berdarah setiap tahunnya tercatat merenggut sedikitnya 10 nyawa. Di Magelang Dinas Kesehatan sudah meningkatkan kewaspadaannya sehubungan dengan kasus DBD yang cenderung meningkat di wilayahnya. Penyakit lainnya yang tersorot bulan ini adalah KLB Antraks di Kotabaru, Ende NTT , malaria yang menelan 17 jiwa di NTB selama tahun 2007, KLB Chikunguya di Purwakarta, dan Dinkes Sumenep yang menemukan 50 kasus gizi buruk.

Gempa bumi yang melanda Dompu, NTB menewaskan sedikitnya 6 orang, melukai ratusan orang, dan menimbulkan kerugian sekitar 70 trilyun rupiah. Bengkulu juga diguncang gempa pada Selasa pagi 6 November 2007, 11 November, 17 November, dan 29 November 2007. Sementara itu hujan deras mengakibatkan longsor di Banjarnegara, Kebumen, dan Banyumas. Dua orang dilaporkan tewas. Longsor juga terjadi di Pontianak, Kalimantan Barat. Fenomena angin puting beliung masih muncul di Semarang Jawa Tengah, Pati, dan Sidoarjo.

Dari manca negara, korban Topan Sidr yang melanda Bangladesh mencapai 1800 orang. Angka ini direvisi Bulan Sabit Merah Bangladesh menjadi 10.000 orang yang diduga tewas. Di Dominika, Badai Noel menewaskan 81 orang. Topan Mitag di Filipina menewaskan 10 orang. Gempa bumi di Niigata Jepang menewaskan 6 orang. Dan krisis kemanusiaan di Somalia yang menyebabkan 88.000 orang terpaksa mengungsi.

Baca selengkapnya

Friday, November 30, 2007

Perubahan Iklim

(Read English Version)

Mengutip dari “Sisi lain perubahan iklim: Mengapa Indonesia harus beradaptasi untuk melindungi rakyat miskinnya”, UNDP, 2007:

Dampak pada pemukim perkotaan
Kenaikan muka air laut antara 8 hingga 30 centimeter juga akan berdampak parah pada kota-kota pesisir seperti Jakarta dan Surabaya yang akan makin rentan terhadap banjir dan limpasan badai. Masalah ini sudah menjadi makin parah di Jakarta karena bersamaan dengan kenaikan muka air laut, permukaan tanah turun: pendirian bangunan bertingkat dan meningkatnya pengurasan air tanah telah menyebabkan tanah turun. Namun Jakarta memang sudah secara rutin dilanda banjir besar: pada awal Februari 2007, banjir di Jakrta menewaskan 57 orang dan memaksa 422.300 meninggalkan rumah, yang 1.500 buah diantaranya rusak atau hanyut. Total kerugian ditaksir sekitar 695 juta dolar.


Suatu penelitian memperkirakan bahwa paduan kenaikan muka air laut setinggi 0,5 meter dan turunnya tanah yang terus berlanjut dapat menyebabkan enam lokasi terendam secara permanen dengan total populasi sekitar 270.000 jiwa, yakni”m tiga di Jakrta – Kosambi, Penjaringan, dan Cilincing, dan tiga di Bekasi – Muaragembong, Babelan, dan Tarumajaya.

Banyak wilayah lain di negeri ini juga akhir-akhir ini baru dilanda bencana banjir. Banjir besar di Aceh, misalnya, di penghujung tahun 2006 menewaskan 96 orang dan membuat mengungsi 110.000 orang yang kehilangan sumber penghidupan dan harta benda mereka. Pada tahun 2007, di Sinjai, Sulawesi Selatan, banjir yang berlangsung berhari-hari telah merusak jalan dan memutus jembatan, serta mengucilkan 200.000 penduduk. Selanjtnya masih pada tahun itu, banjir dan longsor yang melanda Morowali, Sulawesi Utara memaksa 3.000 orang mengungsi ke tenda-tenda dan barak-barak darurat.

Dan dari bab lainnya mengenai Keniscayaan adaptasi:

Adaptasi di Wilayah Perkotaan
Banyak masalah kesehatan yang perlu diberikan perhatian khusus di wilayah perkotaan. Untuk Jakarta misalnya, Palang Merah Indonesia menjalankan kampanye perubahan iklim dengan memperbaiki penyimpana air bersih dan mengurangi kerentanan terhadap demam berdarah dengan membudidayakan ikan yang memangsa larva nyamuk. Aktivitas ini didasarkan pada pembangunan kapasitas lokal dan perencanaan yang partisipatif – menjangkau anak muda dan meningkatkan kesadaran adaptasi di kalangan pemerintah daerah dan tokoh masyarakar.

Sebagaimana yang telah terjadi dalam kejadian banjir 2007 di Jakrta, masyarakat perkotaan yang rentan juga perlu disiapkan secara khusu untuk menghadapi banjir – dan harus memiliki rencana kedaruratan yang siapa dilaksanakan.

Baca selengkapnya

Wednesday, November 28, 2007

Banjir Penjaringan November 2007

(Read English Version)

Wilayah Kelurahan Penjaringan, khususnya RW 017 yang dikenal dengan sebutan Muara Baru mengalami banjir pasang air laut sejak hari Minggu, 24 Nopember 2007. Banjir Pasang di wilayah muara baru merupakan hal yang rutin terjadi karena merupakan wilayah yang rendah di pesisir pantai Jakarta. Beberapa tahun ini fenomena banjir pasang mengalami peningkatan debit airnya.

Permasalahan Utama banjir di wilayah muara yang terjadi saat ini adalah; Pertama: Ketinggian air laut sudah melebihi tanggul-tanggul (dam) pembatas, meyebabkan air pasang laut sangat cepat masuk ke wilayah pemukiman warga. Kedua: Saluran-saluran air di wilayah muara baru kurang lancar (tersumbat) hal ini membuat genangan air pasang laut menjadi lambat untuk surut.

Banjir pasang laut mulai mulai naik ke wilayah pemukiman sekitar pukul 08.00 WIB. Volume air serta arus air yang tinggi terjadi pada hari senin, 26 November 2007. Warga menyebutkan hari senin itulah puncak dari gelombang pasang di wiliayah muara baru, hari berikutnya air pasang tetap terjadi namun tak seperti pada hari senin.
Banjir Pasang laut di wilayah muara baru mulai surut pukul 16.00 wib dan pukul 19.00 wib genangan air sudah tidak ada. Keesokan harinya banjir pasang laut akan mulai naik lagi pukul 08.00 dan mulai surut sekitar pukul 17.00 Wib.


Keterangan gambar:
Foto sebelah kiri adalah keadaan di pagi hari ketika banjir datang. Dan foto di kanan adalah keadaan di sore hari ketika air sudah mulai surut.

Lokasi tergenang:
• Rw 01, ketinggian air rata-rata 30 cm
• RW 02, ketinggian air rata-rata 30 cm
• RW 03, ketinggian air rata-rata 30 cm
• RW 017, 8 RT terendam air sampai 1 m. Wilayah terparah RT 18, 19 dan 20

Korban Cidera
3 orang warga cidera karena terkena balok-balok kayu yang terbawa oleh arus air.

Rumah Rusak
Terdapat 16 rumah yang roboh di RW 017 karena terjangan air laut dan terkena balok kayu yang dibawa oleh air

Bantuan
- Kelurahan (2 tenda pengungsian, 10 dus air mineral, dan 30 dus mie instant)
- PMI (100 buah selimut, 30 dus mie instant, dan 2 karung air mineral)
- UPC (1 tenda pengungsian)
Selain itu juga telah didirikan posko Kesehatan dari kecamatan Penjaringan.

Aktifitas warga
Banyak warga memilih tidak melakukan aktiftas karena sebagaina besar mata pencarianmereka adalah berdagang. Kegiatan dipasar berhenti total karena pasar terendam air. Warung-warung dipinggir jalan kebanyakan ditutup. Warung yang kebetulan telah ditinggikan atau ditanggul tetap ada yang beroperasi.

Akses terhadap transportasi
Warga yang ingin bepergian menggunakan becak atau sampan sebagai alat transportasi. Beberapa diantaranya memilih tidak beraktifitas dan menunggu air surut.
Kelompok rentan
Anak-anak dan orang tua biasanya berada dilantai 2 rumah mereka. Bila mereka ingin meninggalkan rumahnya biasanya mereka dibantu oleh tim SAR yang datang dengan boat.

Satlinmas
Lurah sebagai ketua Satlinmas telah melakukan upaya sebagai berikut;
- Mendirikan tenda pengungsi di pabrik Baja.
- Mendirikan 2 dapur umum (1 di Kantor lurah dan 1 di Gedung Pompa)
- Tim SAR
- Distribusi makanan

Setelah melakukan asesmen cepat, ACF memutuskan untuk memberikan 2 perahu karet sebagai bantuan kepada warga RW 017 Kelurahan Penjaringan

Penulis : Arde Wisben
Penerjemah : Erma Maghfiroh

Baca selengkapnya

Saturday, November 3, 2007

Kumpulan Berita tentang Bencana pada Oktober 2007

(Read English Version)

Gunung Kelud menyita perhatian publik bulan ini. Aktifitas nya yang meningkat dan kekhawatiran efek letusan yang mungkin terjadi membuat semua mata tertuju padanya. Sampai 19 Oktober 2007, sebagian besar warga masih menolak untuk mengungsi. Selain karena lebih percaya pada Mbak Ronggo, sang juru kunci, warga juga mengkhawatirkan kebutuhan makanan selama berada di pengungsian. Selama berada di tempat pengungsian, warga tidak bisa mencari nafkah.

Musim hujan mulai datang, banjir menjelang. Di Lhokseumawe, 11 desa terendam air dengan ketinggian 50-80 cm. Di kota Medan, beberapa wilayahnya bahkan tergenang hingga 2 meter. Dari Jakarta, 11 orang yang mewakili korban banjir Jakarta mengajukan banding di PN Jakarta Pusat. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto, menyatakan bahwa banjir di Jakarta rasanya sulit dihindari, oleh karena itu Pemprov memilih untuk menyiapkan langkah antisipasi di berberapa lokasi rawan banjir. Langkah antisipasi ini berupa penyiagaan 3.500 petugas lengkap dengan peralatan, sistim peringatan dini, dan dukungan medis yang diperlukan. Di wilayah Jakarta Utara, air laut pasang pada hari Senin (29/10) menggenangi wilayah Tanjung Priok, Pademangan, dan Muara Baru.

Sedikitnya 7 kecamatan di Garut, Jawa Barat, terkena longsor, Selasa (30/10), menyebabkan belasan rumah tertimbun dan sejumlah ruas jalan terputus material longsoran. Di beberapa daerah di Indonesia lainnya, kekeringan melanda. Lahan persawahan di Desa Tanjungbungin, Solokan, Tanahbaru dan Telagajaya di Karawang, Jawa Barat, mengalami gagal tanam akibat kekeringan parah yang masih berlangsung saat ini. Di Jasinga, Bogor, musim kemarau menyebabkan krisis air bersih. Air sulit didapat, dan kalaupun dapat airnya keruh. Di Jawa Tengah, 25 kabupaten dan kota kekurangan air bersih.

Korban meninggal akibat flu burung masih bertambah. AR (21) warga Jawa Barat yang meninggal 28 September lalu, LT (44) dari Riau yang meninggal 6 Oktober 2007, Ir (12) warga Tangerang yang meninggal 13 Oktober 2007 lalu, dan yang terakhir balita berusia 4 tahun dari Tangerang yang meninggal 22 Oktober 2007. Dengan demikian jumlah korban meninggal akibat flu burung mencapai 89 orang.

Di Medan, Demam Berdarah kembali merebak, selama Oktober, dua korban meninggal akibat serangan DBD. Sementara jumlah penderita HIV/AIDS di provinsi Sumatera Utara sudah pada tahap mengkhawatirkan. Hingga bulan Juni, jumlah penderita HIV/AIDS mencapai 1.033 orang. Pasca lebaran, jumlah pasien diare di RS Soedarso, Pontianak mendominasi. Keadaan yang sama terjadi juga di RSUD Syamsudin, Sukabumi. Peningkatan tajam juga terjadi di Palembang dan sekitarnya.

Angin puting beliung melanda 5 kecamatan Palolo, Sulawesi Tengah, mengakibatkan puluhan rumah penduduk dan fasilitas umum rusak berat. Kabupaten Gobogan dan Kudus, Jawa Tengah juga dilanda angin puting beliung. Hari Senin (15/10), puting beliung menerjang tiga dusun di Mandar, Sulawesi Utara. Di Demak, 502 rumah rusak berat bahkan 13 diantaranya roboh diterjang angin puting beliung.

Edisi bulan ini juga memuat pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo bahwa semua pihak harus proaktif dalam persiapan maupun penanganan dalam menghadapi bencana. Juga ada tulisan dari salah seorang anggota PRD Jawa Barat tentang menghadapi bencana alam.

Berita mancanegara, Vietnam dilanda banjir terburuk akibat Topan Lekima. Di Afrika Barat, banjir menyebabkan 800.000 orang terkena dampaknya. Serangkaian gempa berkekuatan besar 6.7 SR mengguncang Selandia Baru, Selasa (16/10) dini hari meski hanya menimbulkan sedikit kerusakan. Di California, Amerika Serikat.


Penulis: Erma Maghfiroh
Penerjemah: Erma Maghfiroh

Baca selengkapnya

Monday, October 29, 2007

Pekan Sadar Bencana DKI Jakarta

(Read English Version)

Sebagai implementasi dari Instruksi Gubernur nomor 124 tahun 2007, Satkorlak DKI mengkoordinasikan rangkaian kegiatan dalam rangka Pekan Sadar Bencana yang berlangsung pada tanggal 25 – 31 Oktober 2007. ACF mendapat undangan untuk berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan Pekan Sadar Bencana DKI Jakarta. Bagian dari rangkaian kegiatan yang diikuti oleh ACF adalah Simulasi Antisipasi Banjir dan Pameran Sadar Bencana.

Dalam Simulasi Antisipasi Banjir yang diadakan di lapangan Universitas Borobudur, Kalimalang, Jakarta Timur, ACF mengirimkan perwakilan anggota Satlinmas dari 3 kelurahan dampingan. Sepuluh orang perwakilan dari masing-masing kelurahan berpartisipasi dalam acara tersebut.



ACF juga berpartisipasi dalam pameran yang diadakan pada 25 – 28 Oktober 2007 di Silang Monas. Pameran ini dibuka oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto. Setelah membuka pameran, ia menyempatkan diri mengunjungi berbagai stand yang berpartisipasi. Berbagai institusi pemerintah dan non-pemerintah berpartisipasi pada pameran tersebut. UNTWG (UN Technical Working Group) juga berpartisipasi. Stand ACF mengusung konsep “Sudah siapkah kamarku menghadapi banjir?”. Berbagai perabotan dan peralatan yang ditemui di rumah, dihadirkan di stand. Lemari, kasur, kursi, tikar, ditampilkan. ACF juga mempromosikan upaya menyelamatkan harta pribadi dengan membungkus plastik dan mengikatnya erat-erat. Upaya ini untuk meminimalisir kemungkinan rusaknya barang akibat terendam air banjir. Tentu saja, sebelumnya barang-barang ini perlu dipindahkan ketempat yang lebih aman atau tempat yang lebih tinggi.

Berita terkait.
Pemda Jakarta : Pemprov DKI Gelar Pekan Sadar Bencana
PMI Jakarta : Pekan Sadar Bencana Tahun 2007 Propinsi DKI Jakarta
Dinas Kesehatan : Pameran Pekan Sadar Bencana 2007
Dinas Pemadam Kebakaran : Pameran Dan Pekan Sadar Bencana Di Kawasan Silang Monas
Orari DKI Jakarta : Pekan Sadar Bencana
ORARI DKI Jakarta 25-28 Oktober 2007

Baca selengkapnya

Wednesday, October 3, 2007

Kumpulan Berita tentang Bencana pada September 2007

(Read English Version)

Di bulan September ini, gempa mengguncang Banyuwangi dan Situbondo pada Senin (10/9) berkekuatan 5,1 SR. Tidak ada korban jiwa dilaporkan. Pada tanggal 12 September gempa berkekuatan 7,9 SR mengguncang Bengkulu. Pusat gempa berada di Samudera Hindia. Meski awalnya diumumkan berpotensi tsunami, pukul 20.19 BMG memastikan gempa tidak diikuti tsunami. Gempa ini merusak ribuan rumah di Bengkulu dan Sumbar. Getaran terasa hingga di Jakarta dan Banten. Sampai 15 September 2007, jumlah korban mencapai 21 orang dengan kerugian mencapai Rp 1,5 Triliun. Gempa 5.2 SR juga mengguncang Lampung (25/9). Di Aceh (30/9) gempa tektonik 5.0 SR terjadi.

Bencana longsor di dua tempat terpisah, yakni Balikpapan, Kaltim dan Agawagon, Papua (1/9) menewaskan 7 orang. Longsor ini didahului hujan yang juga menyebabkan banjir. Daerah lain yang dilanda banjir adalah Batam, Tolitoli, Sulteng dan Muara Enim, Sumsel. Meski di beberapa bagian Indonesia mengalami banjir, beberapa wilayah Indonesia lainnya mengalami kekeringan, contoh di Ciamis, Gresik, dan Madura.

Flu burung belum berheti manghantui Indonesia. Satu orang lagi di Riau dinyatakan positif terjangkit virus AI. Di Denpasar 3 orang lagi menjadi pasien suspect flu burung. Koordinator Senior UNISC, David Nabarro mengingatkan bahwa pandemi flu burung di Indonesia tinggal menunggu waktu. Penyakit lainnya yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat tajam di Tolitoli. Sementara di NAD, 4 orang meninggal karena DBD selama tahun 2007 ini. Dari Donggo, NTB, 10 orang dilaporkan terjangkit penyakit campak. Dinas kesehatan setempat telah menetapkan status KLB untuk wilayah ini.

Kebakaran terjadi di Kelapa Gading (8/9), Pasar Rebo (12/9), dan Pulogadung (16/9).

Keadaan gizi buruk di TTU, NTT sudah masuk dalam kategori KLB, ujar Kepala Dinas Kesehatan NTT, dr. Michael Suri, MM. Enam orang telah meninggal dunia karena malnutrisi di NTT. Berita lainnya menyatakan bawa selama tahun 2007 ini, sebanyak 1.227 balita di NTT mengalami gizi buruk.

Dari dunia internasional, berbagai bencana juga terjadi. Banjir terburuk di Asia Selatan terjadi di India, menyebabkan lebih dari 2.5 juta orang kehilangan tempat tinggalnya. Banjir juga terjadi di Afrika yang menewaskan sedikitnya 300 orang. Badai Felix menewaskan 21 orang di Nikaragua. Sementara Topan yang melanda Korea Selatan menewaskan 10 orang.

Penulis: Erma Maghfiroh
Penerjemah: Erma Maghfiroh

Baca selengkapnya

Saturday, September 29, 2007

Kunjungan Silang Cipinang Besar Utara ke Penjaringan

(Read English Version)

Dengan semangat menambah informasi dan mempererat hubungan antar wilayah, pada tanggal 23 September 2007 dua puluh empat orang perwakilan dari Cipinang Besar Utara berangkat mengadakan kunjungan silang ke Penjaringan. Rombongan ini berisi perwakilan dari Karang taruna Kelurahan, Karang Taruna Rw 04, 07, 12, FKPPI dan Kali Arus).

Dalam kesempatan kali ini, kedua wilayah saling berbagi pengalaman terutama mengenai karang taruna dan permasalahan yang dihadapi. Dari kunjungan ini, Cipinang Besar Utara belajar banyak mengenai pengorganisasian karang taruna, cara mengatasi masa vakum, penyusunan program, dan regenerasi pengurus. Kunjungan ini juga mengingatkan kedua wilayah akan peran pemuda dalam penanggulangan banjir. Pasca kunjungan ini, Penjaringan berencana mengadakan kunjungan balasan ke Cipinang Besar Utara.

Baca selengkapnya

Friday, September 28, 2007

Lokakarya Sistim Peringatan Dini di Cipinang Besar Utara

(Read English Version)

Pada tanggal 21-22 September 2007 lima puluh tiga orang perwakilan masyarakat Cipinang Besar Utara mengadakan Lokakarya Sistem Peringatan Dini di Cibubur. Ke 53 orang peserta berasal dari perwakilan RT, RW, Karang Taruna, Dewan Kelurahan, PKK, Satlinmas, dan Ormas.

Pada lokakarya ini, diundang pula narasumber dari Satlak Jakarta Timur, Bp. Suparno yang menjabat sebagai Komandan SAR. Dari lokakarya ini berhasil diidentifikasikan elemen dan rantai Sistem Peringatan Dini. Tidak lupa dilakukan simulasi Peringatan Dini.

Setelah lokakarya ini, peserta direncanakan akan melakukan kunjungan ke Pintu Air Cipinang Hulu dan Pulogadung yang merupakan komponen rantai Sistem Peringatan Dini ini. Lokakarya lanjutan di tingkat kodya juga menjadi rencana berikutnya.

Baca selengkapnya

Thursday, September 27, 2007

Kerja Bakti RT 08/017 Penjaringan

(Read English Version)

Pada tanggal 21 September 2007 telah diadakan kerja bakti di wilayah RT 08/017 Penjaraingan. Sehubungan dengan bulan puasa, maka kegiatannya diadakan pada sore hari. sekitar 15 pemuda berpartisipasi membersihkan lingkungan mereka. Menjelang waktu buka puasa peserta bertambah dengan bapak-bapak dan ibu-ibu. Acara ini dilengkapi dengan buka puasa bersama dengan mengundang tokoh masyarakat dari 4 RT, yaitu RT 01, 02, 08, dan 12. Acara juga ini menjadi inisiator untuk pembentukan karang taruna gabungan 4 RT (RT 01, 02, 08, dan 12) dan rencana kegiatan kerja bakti bulanan yang akan diadakan secara rutin di lingkungan ini.


Baca selengkapnya

Wednesday, September 26, 2007

Kunjungan Silang Kampung Melayu ke Cipinang Besar Utara

(Read English Version)

Peserta dari lokakarya Satlinmas Kampung Melayu lalu mendapat kesempatan untuk mengunjungi Cipinang Besar Utara. Disana mereka mengadakan diskusi dengan Lurah CBU dan Dewan Kelurahan, melakukan pelatihan komposting dengan Bp. Idris, dan ditutup dengan buka puasa bersama.

Sebagai efek dari kunjungan ini, rombongan Kampung Melayu berencana mengadakan pelatihan komposting lanjutan di kelurahan mereka untuk membagi keahlian yang baru saja dipelajari ini. Rencana pembentukan Karang Taruna kelurahan juga makin didorong.

Baca selengkapnya

Tuesday, September 25, 2007

Lokakarya Satlinmas Kampung Melayu

(Read English Version)

Menutup rangkaian lokakarya Satlinmas untuk 3 wilayah dampingan, pada tanggal 17-18 September 2007 lalu giliran Kampung Melayu yang melakukan lokakarya Satlinmas. Acara diadakan di Hotel Alia Matraman. Peserta hari pertama berjumlah 40 orang dan hari kedua berjumlah 27 orang.

Lokakarya ini difokuskan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan keadaan lingkungan sekitarnya. Dari lokakarya ini didapat kesepakatan untuk membentuk organisasi penanganan bencana di tingkat kelurahan. Sebagai tindak lanjut hasil lokakarya ini akan diserahkan kepada Lurah Kampung Melayu untuk kemudian dijadikan acuan untuk menerbitkan SK Satlinmas. Disamping itu, Pemuda Kampung Pulo juga menyatakan niatnya membentuk Pemuda Kampung Pulo Perduli Banjir.

Baca selengkapnya

Monday, September 24, 2007

Sahur bersama Cipinang Besar Utara

(Read English Version)

Sebagai bagian dari kegiatan kampanye penyadaran publik, warga RT 014/04 mengadakan sahur bersama yang diadakan pada tanggal 16 September 2007. Sebelum sahur, diadakan pemutaran video rekaman kegiatan warga di Cipinang Besar Utara, dam film kesiapsiagaan banjir dari Vietnam. Juga ada sesi tanya jawab dan diskusi.

Dua puluh lima pemuda dari lokasi rawan banjir di Cipinang Besar Utara mengikuti kegiatan ini. Informasi yang diberikan diharapkan bisa membuat pemuda-pemuda ini lebih berperan aktif dan terorganisir dalam penanganan banjir. Sehubungan dengan kegiatan ini, pemuda juga merencanakan untuk membuat video kesiapsiagaan banjir di wilayah mereka. Video ini diharapkan dapat lebih mudah dipahami masyarakat lokal yang sudah mengenal daerahnya dengan baik.

Baca selengkapnya

Tuesday, September 4, 2007

Lokakarya Public Campaign Strategy: Non Structural Measures of Jakarta Flood Management

(Read English Version)

Lokakarya ini diadakan oleh Departemen Pekerjaan Umum, di Hotel Millenium pada hari Kamis, 30 Agustus 2007. Asisted DRR Coordinator hadir di lokakarya ini.

Topik utama yang dibawakan adalah:
Living in Harmony oleh Saskia Ras
Strategi yang diterapkan adalah: Kampanye untuk level pemerintahan (2002), Kampanye publik (2003), Fasilitasi pemerintah lokal dan regional untuk berperan serta, Ilustrasi ketinggian muka laut oleh ahli cuaca (2003), Menggunakan komik untuk menjelaskan keadaan cuaca (2003), dan aktif mendatangi masyarakat untuk sosialisasi solusi yang ditawarkan (2005-2006). Ada beberapa kendala yang mereka harus hadapi: banyak pihak yang berkepentingan, sikap skeptis, dan kurangnya kepemimpinan. Namun demikian, strategi ini juga memiliki beberapa faktor sukses: dukungan dari pihak administratif, mandat yang jelas untuk tim kampanye, penyampai pesan yang baik, sukses yang terukur, intervensi strategis, dan jangka panjang.

Risk Awareness Building oleh Sjoerd Hoornstra (Prog Manager Flood Emergency Management, Netherlands Ministry of Public Work)
Kebijakan Resiko Banjir bertujuan untuk mengontrol resiko banjir untuk tetap berada di level yang dapat diterima. Populasi Belanda berjumlah 9 juta orang, dengan 60% wilayahnya berada di daerah rawan banjir. Inisiatif yang sedang dilakukan di Belanda saat ini adalah: “Think Ahead Campaign”. Pemerintah Belanda mengalokasikan 1 juta euro per tahunnya untuk tahun 2006 – 2010 untuk inisiatif ini.

Experience of Implementing Communication Strategy in Jakarta Flood Management oleh dr. Ernie Widianty (Bapeda Jakarta)
Warga dan pemerintah Jakarta mendapat pelajaran yang sangat berharga dari banjir besar 2002 lalu. Penyadaran publik adalah hal yang sangat diperlukan, tidak hanya untuk eksternal, namun juga untuk jajaran pemprov Jakarta. Strategi yang telah dilakukan pemprov Jakarta (khususnya Bapeda) adalah membangun Information Support Unit (ISU), Pemberdayaan Lurah Empowerment, Gladi, Penyadaran publik, dll.

Experience of Implementing Communication Strategy in Jakarta Flood Management oleh Ir. Dedy Permadi (Dept PU)

Tipe komunikasi yang diimplementasikan oleh Dept PU adalah komunikasi massa (menggunakan media massa) dan komunikasi personal (khususnya untuk kelompok masyarakat yang langsung mengalami banjir). Kedua tipe ini harus dilakukan secara simultan.

Diskusi Kelompok

Mendiskusikan permasalahan dalam komunikasi banjir, target sasaran, isi pesan yang disampaikan, dan siapa yang menyampaikan pesan.

Penulis: Erma Maghfiroh
Penerjemah: Erma Maghfiroh

Baca selengkapnya

Monday, September 3, 2007

Kumpulan Berita tentang Bencana pada Agustus 2007

(Read English Version)

Meski tidak seramai di awal kemunculannya, berita tentang penyebaran flu burung di Indonesia masih ditermui di beberapa kesempatan. Di Purbalingga, ada 2.270 ekor ayam mati dengan gejala flu burung. Gejala yang sama ditemui di Sukabumi. Di Bali, 3 warga meninggal dengan dugaan flu burung. Mereka dipastikan positif terkena flu burung. Di Tangerang, satu orang meninggal karena flu burung. Bali diperkirakan menyusul wilayah lain yang menjadi tempat penyebaran flu burung. Delapan kecamatan di Tabanan telah tertular endemi ini. Sejumlah pasien yang diduga terinfeksi virus AI kini dirawat di Rumah Sakit Sanglah, Denpasar.

Kekeringan mulai melanda beberapa wilayah. Petani di Cirebon, Indramayu didera kekhawatiran gagal panen jika padi mereka tidak kunjung mendapat suplai air. Kekeringan juga melanda 22 kabupaten di Jawa Tengah. Masalah yang sama juga melanda petani di Blitar, Jawa Timur Selain karena cuaca, berkurangnya daerah resapan air juga diindakasi sebagai penyebabnya.

Masih sebagai efek cuaca, angin kencang merusak sedikitnya 600 rumah dan banggunan di enam desa di Bogor. Sementara itu, badai menghantam kawasan pantai Sumatera Barat. Bencana lainnya, banjir yang melanda kabupaten Halmahera, Maluku Utara merusak sedikitnya 176 rumah warga. Jumlah korban banjir Morowali menjadi 81 orang. Evakuasi dilakukan sampai 9 Agustus. Upaya evakuasi terhalang medan yang berat, demikian pula bantuan kesehatan dan kebersihan yang akan disalurkan.

Gempa masih mengguncang beberapa wilayah Indonesia. Bengkulu diguncang gempa tektonik 5.7 SR pada Jumat 3 Agustus 2007, tidak ada korban jiwa. Jakarta dan Bandung dibuat panik dengan gempa yang terjadi Kamis 9 Agustus 2007 tengah malam. Gempa ini membuat masyarakat Pangandaran panik akan kemungkinan tsunami seperti tahun lalu. Gempa di Halsel yang berkekuatan 5.4 SR melukai seorang bocah dan merusak 41 rumah.

Selasa (14/8) Gunung Soputan, di Minahasa meletus dan menyemburkan debu dari puncak gunung. Rumah dan lahan pertanian penduduk tertutup abu sampai 2 cm. Di Sulawesi Utara, dengan meningkatnya status Gunung Api Karangetan, lebih dari 800 warga diungsikan ke lokasi aman. Gunung Gamalama di Ternate juga meningkat statusnya menjadi waspada II.

Berita manca, gempa berkekuatan 6.4 SR mengguncang Shakalin, Rusia. Dua orang dilaporkan tewas. Di Sudan, 365.000 menjadi korban banjir yang sudah melanda selama 1 bulan. Situasinya diperkirakan akan memburuk karena hujan berlanjut. Gempa 5.7 SR mengguncang Taiwan, Kamis (9/8), tidak ada korban jiwa. Badai dan hujan lebat yang sekejap melanda New York menimbulkan banjir yang melumpuhkan sistem angkutan umum kota itu. Badai disertai hujan lebat, Kamis (9/8) melanda China dan Filipina, menyebabkan korban tewas dan ratusan ribu orang dievakuasi. Puluhan orang dilaporkan tewas dan hilang di India dan Bangladesh karena banjir, Rabu (1/8). Pemerintah India dan Bangladesh berjuang menyalurkan bantuan makanan dan obat-obatan untuk menekan jumlah korban banjir. Karena banjir pula, Korea Utara dilaporkan telah memohon bantuan internasional. Banjir ini menyebabkan ratusan orang tewas atau hilang, dan banyak bangunan hancur.

Baca selengkapnya

Wednesday, August 8, 2007

Lokakarya Satlinmas Kelurahan Penjaringan

(Read English Version)

Sebagai tindak lanjut dari SK Gubernur DKI Jakarta no 96 tahun 2002, Lurah Penjaringan telah menetapkan nama-nama personil Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas). Personil-personil ini nantinya akan menjadi ujung tombak kegiatan kesiapsiagaan di kelurahan Penjaringan. Dalam rangka penguatan institusional Satlinmas, ACF memandang perlunya mengajak personil Satlinmas untuk menghadiri Lokakarya Satlinmas Penjaringan. Melalui lokakarya ini, diharapkan pemahaman personil akan meningkat sehingga mereka mampu membuat prosedur tetap penanganan bencana di kelurahan Penjaringan.

Kegiatan ini diadakan di Hotel Rudian, Jawa Barat, pada tanggal 20-22 Juli 2007.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai dasar hukum kegiatan penanggulangan bencana, memperkenalkan konsep bencana dan kerentanan di wilayah Penjaringan, memberikan gambaran umum tata kerja organisasi penanganan bencana tingkat kelurahan, dan membuat prosedur tetap penanggulanngan bencana Satlinmas Penjaringan.


Kegiatan ini diikuti oleh 40 peserta dari berbagai unsur yang terdiri dari Staf kelurahan, Satpol PP, Linmas Penjaringan, Dewan Kelurahan, Karang Taruna Penjaringan, PKK, dan perwakilan RT RW.

Agenda kegiatan ini terdiri dari:

  • Pelepasan peserta di kelurahan Penjaringan
  • Pembukaan workhsop
  • Pengenalan bencana
  • Dasar hukum pembentukan satlinmas
  • Diskusi permasalahan Satlinmas
  • Struktur Satlinmas
  • Penyusunan Protap penanggulangan bencana
  • Rencana tindak lanjut

Setelah menyelesaikan rangkaian kegiatan workshop, sebagai langkah tindak lanjut, peserta mengajukan usulan:
  • Pelatihan lanjutan untuk masing-masing divisi
  • Penambahan peralatan Satlinmas
  • Pendataan anggota Satlinmas dan pertemuan rutin

Penulis : Arde Wisben
Editor : Erma Maghfiroh
Penerjemah : Erma Maghfiroh

Baca selengkapnya

Monday, August 6, 2007

Kumpulan Berita tentang Bencana pada Juli 2007

(Read English Version)

Berita mengenai banjir mendapatkan sorotan yang cukup banyak. Meski muncul di akhir bulan, namun intensitas dan jumlah korbannya membuat media massa ramai memberitakannya. Pada tanggal 25 Juli 2007, Kompas memberitakan hujan deras yang mengguyur sebagian Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi mengakibatkan banjir dan longsor. Banjir di Kecamatan Bungku Utara, Morowali Sulawesi Tengah mengakibatkan 2 jembatan ambruk, sehingga 4 desa terisolasi, dan ribuan warga mengungsi. Jumlah korban jiwa dilaporkan terus meningkat. The Jakarta Post 24 Juli 2007 memberitakan 32 orang tewas dan 5000 orang mengungsi karena banjir ini. Bakornas PB telah mengirim bantuan berupa 4 unit perahu karet, 6 unit telepon satelit, dan 4 unit tenda komando. Sementara Depos telah mengirimkan 3000 buah sarung ke daerah bencana. Lokasi dan medan yang sulit membuat Posko Banjir kekurangan tenaga medis. Distribusi bantuan juga terkendala. Jumlah korban tewas meningkat menjadi 70 orang pada 26 Juli 2007. Tidak hanya di Morowali, banjir juga melanda Kabupaten Tapanuli Selatan, 3 orang meninggal dunia. Banjir di Agam dan Pasaman Barat, Sumbar menyebabkan 150 keluarga mengungsi. Banjir juga terjadi di Poso - Sulawesi Tengah, Kecamatan Jorong – Kalimantan Selatan, Kota Tolitoli - Sulawesi Tengah. Sementara 1000 jiwa korban banjir bandang di Kabupaten Aceh Tamiang, NAD akhir tahun 2006 dilapokan masih bertahan hidup di tenda dan gubuk secara darurat.

Peningkatan aktivitas Gunung Gamhonara sudah diwaspadai. Sampai Selasa (10/7) tercatat 15 kali letusan kecil. Sebanyak 844 warga dari delapan desa di kaki gunung telah mengungsi. Sampai Sabtu (14/7) pengungsi belum berani pulang meski aktivitas Gunung Gamkonora sudah menurun. Sementara itu, gempa berkekuatan 5,8 SR mengguncang Aceh Singkil Selasa (24/7) malam. Warga yang terkejut berhamburan keluar rumah. Gempa juga mengguncang Laut Ternate, berkekuatan 6,6 SR.

Serangan virus flu burung pada manusia kembali terjadi di Tanah air. AZ, bocah lak-laki berusia enam tahun dari Cilegon meninggal dunia karena terinfeksi virus flu burung. Penyakit lainnya, yaitu Chikunguya, menyerang warga kota Cilegon. Kali ini menimpa 28 warga Kampung Sumampir Timur, Purwakarta. Lima keluarga Kampung Ceger Kaum, Cikarang Timur, juga terjangkit penyakit Chikunguya. Di Jambi, 24 penduduk desa Mendalolaut dinyatakan positif terjangkit Chikunguya. Sementara itu, warga Jawa Barat diminta mewaspadai penyakit TBC, sebab tahun 2005 penyakit ini telah menewaskan 429 orang, setiap tahunnya ada sekitar 44.000 penderita TBC menular paru baru. Muntaber menyerang Kabupaten Tangerang, Banten, di wilayah utara. Hingga Jumat (13/7), 3 penderita meninggal sebelum tiba di puskesmas dan RSUD Tangerang. Dari Sulawesi Tengah, 16 orang dari 60 penderita diare meninggal dunia dalam sebulan terakhir.

Kekurangan suplai air masih menjadi masalah yang perlu dipecahkan pemprov DKI Jakarta. Menurut laporan, defisit suplai air di ibukota mencapai 36 juta meter kubik pertahun, dari total kebutuhan 400 juta meter kubik. Masih di Pulau Jawa, 13 kecamatan di Kabupaten Magelang rawan kekeringan dan kesulitan air bersih kemarau ini. Sebanyak 109 desa di 12 kecamatan di Kabupaten Brebes rawan mengalami kekeringan pula.

Hutan bakau di pesisir utara Jakarta dari waktu ke waktu terus berkurang, padahal menanam dan merehabilitasi bakau diyakini berguna menyelamatkan wilayah pesisir pantai dari dampak pemanasan global.

Berita internasional, Inggris disibukkan dengan bencana banjir yang terburuk dalam 60 tahun. Di China, 69 pekerja tambang batu bara di Provinsi Henan terjebak dilanda banjir, Minggu (29/7). Lebih dari 66,3 juta warga China menderita akibat banjir dan tanah longsor yang menerjang negara itu dalam dua pekan terakhir. Gelombang panas yang melanda Hongaria telah menewaskan 500 orang meninggal. Seorang warga Indonesia terluka dalam gempa dahsyat yang mengguncang kawasan Nigata, Jepang. Dua gempa juga mengguncang Taiwan Senin (23/7), masing-masing berukuran 4,1 dan 6 SR. Demam berdarah menewaskan 35 orang di Vietnam dalam semester pertama tahun ini.

Baca selengkapnya

Thursday, August 2, 2007

Studi Banding Karang Taruna Cipinang Besar Utara ke Desa Cijanti

(Read English Version)

Karang Taruna Cipinang Besar Utara merasa perlu mendapatkan pemicu untuk menggerakkan organisasinya. Studi Banding dirasakan menjadi suatu pemicu positif untuk memulai. Contoh nyata dirasa lebih mengena dibandingkan wacana dan teori semata. Kegiatan studi banding juga dapat membangun silaturahmi antar anggota Karang Taruna dari kedua wilayah.

Kegiatan ini diharapkan untuk membangkitkan semangat karang taruna untuk berkarya kembali. Berbagi pengalaman dan misi dari Karang Taruna Desa Cijanti diharapkan dapat membangkitkan pemahaman Karang taruna Cipinang Besar Utara.

Kunjungan ini diadakan pada tanggal 29 Juli 2007. Lima belas orang dari Karang taruna ikut serta. Di Desa Cijanti, diadakan temu wicara dengan pengurus Karang Taruna Desa Cijanti, dan dilanjutkan dengan kunjungan ke pabrik dan koperasi. Sesi diskusi dan tanya jawab cukup hidup dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Karang Taruna Cipinang Besar Utara.

Dari kegiatan ini, Karang Taruna CBU mulai tergugah untuk mencontoh keberhasilan Karang Taruna Cijanti. Usaha produktif yang dibangun ternyata dapat mengikat anggota karang taruna. Sosok pemimpin dirasa sangat berperan sebagai motor penggerak. Usaha produktif inilah yang akan mulai diinisiasi di Cipinang Besar Utara.

Penulis : Martius Marzuki
Editor : Erma Maghfiroh
Penerjemah : Erma Maghfiroh

Baca selengkapnya

Wednesday, August 1, 2007

Pemutaran film di SD 01 dan 02 Kampung Melayu

(Read English Version)

SD 01 Kampung Melayu dan SD 02 Kampung Melayu menempati lokasi sekolah yang sama. Kegiatan pendidikan SD 01 dilakukan pada pagi hari, sedang SD 02 pada siang harinya. Acara diadakan pada tanggal 28 Juli 2007. Pemutaran film tentang banjir dilakukan dua kali pada hari yang sama, masing-masing untuk SD 01 dan 02. Ruangan perpustakaan yang cukup besar dan nyaman dipilih menjadi lokasi pemutaran film agar anak-anak dapat menikmati film dengan tertib dan tenang.

Pemuataran film ini diikuti oleh 33 siswa dari SD 01 dan 29 siswa dari SD 02 Kampung Melayu. Kegiatan ini diadakan dengan tujuan agar siswa lebeiih memahami apa yang harus dipersiapkan sebelum banjir tiba. Sekolah dan tempat tinggal mereka adalah wilayah yang sering terkena banjir. Mode narasi dan gambar diharapkan dapat lebih mudah dipahami oleh anak-anak dibandingkan materi yang berbentuk teks/teori. Sebelum film dimulai, fasilitator menjelaskan tujuan kegatan. Siswa tampak serius memperhatikan film yang diputar. Setelah film selesai, beberapa pertanyaan dilontarkan fasilitator. Siswa berlomba-lomba menjawab. Kemudian siswa dibagi dalam 6 kelompok dimana setiap kelompok diberikan satu pertanyaan untuk dibahas. Setiap kelompok mendapat pertanyaan yang berbeda. Setelah itu jawaban mereka akan dipresentasikan di depan kelas oleh anggota kelompok. Siswa dengan bersemangat menyatakan akan menceritakan isi film ini kepada orang tua mereka di rumah agar mereka juga memahami apa yang harus dilakukan menghadapi banjir.


Penulis : Nurely Yudha
Editor : Erma Maghfiroh
Penerjemah : Erma Maghfiroh

Baca selengkapnya

Monday, July 23, 2007

School Road Show SD YPBK, Cipinang Besar Utara

(Read English Version)

Siswa Sekolah Dasar khususnya yang tinggal di daerah rawan banjir, perlu diberikan pemahaman akan penyebab banjir dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah banjir. Juga perlu ditumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan sungai. Dengan mempertimbangkan hal-hal diatas, ACF memutuskan untuk memfasilitasi kunjungan ke Sarana Transportasi Air (Waterway). Melalui kunjungan ini, pemahaman siswa tentang kanal banjir dan fungsinya bisa bertambah. Kegiatan ini juga ditujukan untuk memperlihatkan kepada anak-anak akibat dari sampah yang dibuang ke sungai.

Kunjungan ini direalisasikan pada hari Sabtu tanggal 21 Juli 2007. Dua belas orang siswa dari SD YPBK yang berlokasi di RW 02, Cipinang Besar Utara berangkat menuju dermaga Halimun didampingi 2 orang guru dan 2 personil ACF (Martius dan sukarelawan dari CBU). Petugas sudah siap menunggu. Rombongan menaiki speedboat selama 30 menit menyusuri Dukuh Atas – Karet pp. Di sepanjang perjalanan, anak-anak tampak senang. Selesai menyusuri waterway, rombongan dibawa ke Monas untuk berdiskusi sambil menikmati makan siang yang telah dipersiapkan.
Dari sesi diskusi ini, siswa mulai mencerna informasi mengenai Kanal Banjir dan fungsinya dalam mencegah banjir. Mereka juga mulai memahami bahwa sampah-sampah yang dibuang ke sungai akan menumpuk seperti yang mereka lihat di sepanjang jalur waterway. Siswa juga mulai mengetahui, bahwa di ibukota sedang dikembangkan sarana transportasi air seperti yang mereka baru saja naiki.

Menurut keterangan petugas waterway, kunjungan ini merupaakan kunjungan pertama dari rombongan berseragam sekolah, sehingga petugas merespon dengan sangat baik. Guru-guru dari SD YPBK pun menyambut positif metode pengajaran yang digunakan ACF kali ini.

Penulis : Martius Marzuki
Editor : Erma Maghfiroh
Penerjemah : Erma Maghfiroh

Baca selengkapnya

Thursday, July 19, 2007

Roadshow SMPI Nurul Islam

(Read English Version)

Kegiatan pendidikan bencana di SMPI Nurul Islam, Penjaringan diadakan pada Selasa, 17 Juli 2007, jam 14 -15. Kegiatan ini diikuti oleh 55 siswa kelas I dan 10 siswa OSIS. Pada saat yang sama, sekolah ini sedang dalam periode MOS (Masa Orientasi Siswa). Siswa kelas 1 diminta memakai aksesori-aksesori seperti pita warna-warni, topi, kacamata renang, dan kalung dari berbagai makanan kecil.


Kegiatan diisi dengan permainan pemadam kebakaran dan pemutaran film tentang banjir. Acara dimulai pukul 14 tepat. Erma, Nana, dan Wiwin (pemuda Penjaringan) menjadi faislitator. Perkenalan dilakukan, dilanjutkan dengan game. Siswa diminta memilih apa saja yang akan diselamatkan jika terjadi kebakaran. Barang/benda yang diselamatkan disimbolkan dengan tulisan yang dikalungkan pada peserta. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok. Satu peserta dari tiap kelompok bertugas mengambil barang yang dipilih dalam waktu yang ditentukan.

Dilanjutkan dengan pemutaran film tentang banjir. Film ini menggambarkan persiapan menghadapi banjir, apa yang harus dilakukan ketika banjir datang dan setelah banjir surut. Kegiatan ini ditutup dengan sesi quiz (tanya jawab) setelah film selesai, yang diramaikan dengan jawaban siswa yang membuahkan hadiah stiker jika jawaban yang diberikan benar.


Baca selengkapnya

Monday, July 16, 2007

Lokakarya Satlinmas Kelurahan Cipinang Besar Utara

(Read English Version)

Kelurahan Cipinang Besar Utara yang termasuk wilayah rawan banjir perlu secepatnya merealisasikan pembentukan Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) sesuai dengan yang diamanatkan dalam SK Gubernur DKI Jakarta no 96 tahun 2002. Sebuah forum diskusi diperlukan untuk memperjelas struktur dan posisi satlinmas berikut dengan prosedur kerjanya.

ACF memfasilitasi lokakarya untuk Satlinmas ini dengan tujuan untuk:

  • Memperkenalkan kondisi geografis Indonesia yang rawan bencana
  • Mendiskusikan struktur Satlinmas dan memilih struktur yang tepat untuk kelurahan CBU
  • Memilih orang-orang yang akan mengisi struktur organisasi Satlinmas
  • Membuat rekomendasi agar lurah CBU mengeluarkan SK pengesahan Satlinmas
Kegiatan ini diadakan di Wisma Hijau, Mekarsari, Cimanggis Depok, pada tanggal 6 – 7 Juli 2007. Sebanyak 43 orang menjadi peserta dalam lokakarya ini. Mereka mewakili unsur Kelurahan, masyarakat (Dewan Kelurahan, LPM, Kader Inti Kebersihan, RT, RW, dan PKK), Babinsa Kelurahan, dan organisasi pemuda (Pemuda Pancasila dan FKPPI).
Kegiatan ini dibuka oleh Kasubsie Trantib, Hendryanto mewakili Lurah Cipinang Besar Utara. Materi yang disampaikan meliputi:
  • Pengenalan Bencana di Indonesia
  • Dasar Hukum Penanggulangan Bencana
  • Struktur Satlinmas
  • Pembagian kerja dan Penyusunan Prosedur Tetap
Dari sesi mengenai struktur Satlinmas, peserta sepakat untuk menyederhanakan struktur menjadi 5 bidang kerja, yaitu: informasi dan pemetaan, evakuasi, P3K, logistik, dan dapur umum.
Rencana tindak lanjut yang dihasilkan dari lokakarya ini adalah:
  • Akan diadakan pertemuan rutin untuk memperkuat kapasitas anggota Satlinmas
  • Menyusun usulan SK Satlinmas CBU dan menyerahkannya ke Lurah untuk dipelajari
  • Merencanakan pelatihan-pelatihan lanjutan


Penulis : Arde Wisben
Editor : Erma Maghfiroh
Penerjemah : Erma Maghfiroh

Baca selengkapnya

Monday, July 9, 2007

Pelatihan Pemetaan Partisipatif berbasis GIS di Kelurahan Penjaringan

(Read English Version)

Perencanaan yang matang tidak hanya diperlukan di tingkat propinsi, namun diperlukan juga pengetahuan dan pemahaman akan perencanaan di tingkat paling bawah yaitu Kelurahan. Perencanaan disini lebih ditekankan kemampuan aparat kelurahan, Satlinmas dan sebagian masyarakat mengenal wilayahnya, menggambarnya dan mengelola dengan baik.

Pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan tenaga-tenaga dan atau personal-personal yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam pembuatan dan pengelolaan peta di wilayahnya (cakupan Kelurahan) untuk mendukung perencanaan di tingkat bawah khususnya di bidang pengelolaan penanganan bencana.

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan mampu:
1. Mengenal dan mengetahui akan wilayahnya (Kelurahan) yang menggambarkan sebaran potensi baik yang positif (sumber daya) maupun negatif (bencana).
2. Membuat peta dengan tema-tema khusus pada wilayahnya secara digital.
3. Mengelola peta maupun data spasial, data sekunder yang ada serta memeliharanya dalam rangka mendukung perencanaan di tingkat bawah terlebih pada bidang pengelolaan bencana.

Materi pelatihan terdiri dari:
1. Pengenalan dan Pengetahuan dasar tentang Pemetaan dan GIS
2. Pengelolaan data spasial
3. Pengenalan software pemetaan dan GIS
4. Membuat tampilan Peta sederhana
5. Membuat layout Peta sederhana
6. Atribut data dan statistik peta
7. Georeferencing
8. Digitasi peta
9. Membuat layout Peta dengan tema tertentu (bencana)
10. Pengenalan dan pengetahuan GPS
11. Perolehan data lapangan dengan GPS dan downloading data GPS

Pelatihan ini mengambil tempat di Kelurahan Penjaringan pada tanggal 4–7 Juli 2007. Action Contre la Faim bekerja sama dengan Kelurahan Penjaringan. Pelatihan diadakan dalam bahasa Indonesia. Peserta berjumlah 11 orang , yang terdiri atas Staff Kelurahan (khusus bagian pengolahan data), Anggota Satlinmas Kelurahan, Karang Taruna, Wakil masyarakat, MercyCorps, dan CDBRM NU Jakarta. Eka Rianta (Database and Mapping Officer, Action Contre la Faim) bertindak sebagai instruktur. Pelatihan ini menggunakan metode presentasi, Tanya jawab, praktek komputer dan kerja lapangan.

GIS merupakan sebuah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan atau manipulasi, analisis dan penayangan data. Data tersebut secara spasial (keruangan) terkait dengan permukaan bumi. GIS selalu berbasis komputer. Kelima elemen yang menjadi penyusun GIS adalah: Hardware, Software, Data, Analisis, dan Manusia. Teknologi yang mendukung GIS antara lain : Penginderaan Jauh (PJ) dan GPS. Software yang digunakan adalah ArcView versi 3.3.

Pada umumnya peserta telah memahami dan dapat melakukan pengoperasian dengan baik. Pada praktek pertama yaitu pembuatan peta sederhana, peserta dapat mengikuti dengan baik langkah-langkah yang dituntun oleh instruktur. Para peserta juga diberikan kesempatan untuk aktif berkreasi dalam mencoba variasi menu-menu.

Penggunaan latihan soal praktek juga diberikan pada peserta agar peserta dapat berkreasi dan berpikir. Latihan soal praktek ini dikhususkan pada pemetaan tematik yaitu pemetaan bencana dan pemetaan landuse.

Praktek lapangan juga sangat diperlukan dalam pelatihan pemetaan pada umumnya. Salah satu kegiatan praktek lapangan yang dilakukan dalam pemetaan ini adalah pemasukan data langsung dengan menggunakan alat GPS (Global Positioning System). GPS yang digunakan adalah GPS tipe Navigasi, bukan tipe Geodetic.222

Karena GPS ini merupakan type Handheld atau yang dapat dibawa dengan tangan kemana saja.


Dapat disimpulkan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat bagi peserta khususnya dari masyarakat untuk dapat mengenal dan mengetahui lingkungan wilayahnya yang memiliki sifat keruangan tertentu dan memiliki potensi bahaya lingkungan tertentu. Selain meningkatkan pengetahuan dan Ketrampilan peserta dalam hal teknis pemetaan mereka juga memiliki rencana tindak lanjut untuk menggunakan ketrampilan yang mereka peroleh dari pelatihan ini.

Penulis : Eka Rianta
Editor : Erma Maghfiroh
Penerjemah : Erma Maghfiroh

Baca selengkapnya

Friday, July 6, 2007

Kumpulan Berita tentang Bencana pada Juni 2007

(Read English Version)

Edisi kali ini akan diawali dengan berita positif. Kementrian Negara Riset dan Teknologi menyiapkan acuan teknis untuk menata kota-kota yang rawan gempa dan tsunami. Acuan itu diharapkan dapat digunakan oleh pemerintah daerah dalam menata kota sehingga meminimalkan kerugian harta benda dan korban jiwa jika terjadi bencana. Tanggal 30 Juni hingga 3 Juli 2007 mendatang, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengadakan Konferensi Rakyat Indonesia yang akan dihadiri sekitar 1.600 peserta. Sementara itu, peralatan sensor gempa tektonik yang juga mempu mendeteksi gelombang tsunami telah terpasang di 4 titik di wilayah Nusa Tenggara Timur. Upaya melengkapi sensor tsunami hendaknya juga dilengkapi dengan informasi yang mencukupi. Kepanikan warga ketika sirene tsunami di Aceh dan isu tsunami NTT hendaknya dijadikan peringatan. Kita hendaknya tidak lekas berbangga hati meski BRR mendapat pujian dari berbagai negara dalam melakukan berbagai reskonstruksi di kawasan yang terkena bencana.

Bencana juga terjadi di berbagai belahan dunia. Banjir besar melanda Kuala Lumpur hingga 1 meter. Banjir ini diperkirakan menjadi banjir terburuk sejak tahun 2003. Sembilan orang tewas dan 75.000 lainnya hidup tanpa listrik akibat badai di Australia. Gelombang panas melanda wilayah utara dan tengah India menewaskan sedikitnya 74 orang, di wilayah selatan Bangladesh tanah longsor, banjir, dan sambaran petir telah mengakibatkan 101 orang tewas. Dari China dilaporkan korban tewas akibat banjir bandang mencapai 71 orang dan lebih dari 640.000 orang mengungsi.

Dari Indonesia, banjir masih melanda beberapa wilayah. Sejumlah desa di Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah sejak Jumat (8/6) malam hingga Sabtu diterjang banjir. Hujan deras juga menyebabkan banjir di Bone, Wajo, dan Luwu Utara. Hal serupa terjadi di Kalimantan Timur, hujan deras sejak Minggu (17/6) menyebabkan banjir hingga 50cm. Korban banjir di Luwu Utara terserang berbagai penyakit seperti diare, penyakit kulit, dan infeksi saluran pernapasan akut. Meluapnya sungai Kapuas juga menyebabkan banjir di sebagian wilayah Putussibau, Kalimantan Barat. Dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan banjir merendam Desa Sebambam Baru dan Sebambam Lama setinggi 2 meter. Sedikitnya 76 rumah warga terendam. Tidak hanya banjir, longsor juga terjadi di beberapa wilayah seperti NTT. Banjir juga melanda wilayah Tangerang yang sempat membangkitkan trauma warga korban banjir Feburari lalu. Jalur lintas timur Sulawesi di Kabupaten Poso, Sulawesi Selatan terhalang longsoran tanah di 12 titik. Longsor juga terjadi di Boyolali, Jawa Tengah.

Meski frekuensi kemunculannya sudah berkurang, gempa masih terjadi. Gempa 6.3 SR terjadi di Barat daya Gunung Sitoli Sumatera Utara. BMG juga mencatat adanya gempa 4.5 SR di Timur Laut Sulawesi Utara, gempa 5.0 SR di Tenggara Kendari, Sulawesi Tenggara, gempa 4.6 SR di barat laut Sabang, NAD, dan gempa 4.8 SR di timur laut Dili . Sementara itu, pakar geoteknologi LIPI memperingatkan bahwa tanah Jakarta berpotensi ambles jika terjadi gempa 5 Mw. Gempa tektonik berkekuatan 6.1 SR mengguncang Maluku Utara, belum ada kerusakan yang dilaporkan.

Angin puting beliung secara bersamaan menghantam Banjarmasin dan Banjarbaru di Kalimantan Selatan Selasa (5/6) sore. Tercatat 40 rumah, rumah toko, dan bangunan perkantoran rusak parah akibat bencana ini. Di Jambi, angin puting beliung menerjang Desa Gunung Labu, Kabupaten Kerinci. Tiga puluh rumah rusak, 105 orang mengungsi. Sementara itu BMG memperingatkan potensi berulangnya terjadi bencana angin puting beliung di Kalimantan Selatan. Dari Sumatera Utara, sedikitnya 20 rumah warga di delapan kelurahan Kota Binjai rusak akibat diterjang angin puting beliung. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 418 juta.

Sebanyak 2.061 anak balita di Sumatera Selatan tercatat sebagai penderita gizi buruk dan 20.278 anak ballita lainnya menderita kurang gizi, dari total 193.782 balita. Jumlah ini diperkirakan terus meningkat karena penanganan anak balita gizi buruk dan kurang gizi hingga saat ini belum optimal. Di Jawa Barat, angka kematian balita masih tinggi. Pada tahun 2005 tercatat 2.000 balita meninggal. WHO menempatkan diare sebagai penyebab utama kematian bayi.

Tercatat 3 Juni 2007, jumlah pasien terinfeksi flu burung mencapai 99 orang. Dari jumlah itu 79 orang diantaranya meninggal dunia. Dengan demikian kini flu burung telah menyebar di 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Suumatera Selatan, dan Riau. Sebanyak 12 ayam yang mati mendaddak di Kelurahan Gunung Bahagia, Balikpapan, Kalimantan Tiimur telah dipastikan positif terjangkit flu burung berdasarkan hasil rapid test. Tertanggal 24 Juni 2007, jumlah pasien yang dinyatakan positif terjangkit flu burung di Indonseia bertambah menjadi 101 orang. Propinsi Jawa Barat menjadi wilayah yang paling banyak penduduknya terjangkit flu burung dengan jumlah 29 orang.

Ancaman penyakit demam berdarah pada musim pancaroba di Jambi masih cukup tinggi, kendati kasus penderira sudah berkurang. Musim pancaroba dengan tingginya curah hujan bisa memperbanyak genangan air yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegety pembawa virus DBD. Sementara itu, kabupaten Demak dinilai paling rawan serangan penyakit leptospirosis atau kencing tikus. Dari Papua, jumlah kasus HIV/AIDS di kabupaten Biak Numfor, bertambah lagi 13 kasus sehingga per 31 Mei 2007 jumlah penyakit yang mematikan ini menembus angka 301 kasus. Sementara itu Kepala Dinas kesehatan Sumatera Utara, Hj. Fatni Sulani mengungkapkan HIV/AIDS dewasa ini sudah berjangkit di 18 kabupaten/kota dari 26 kabupaten/kota yang ada di daerah itu. Di Sumatera Selatan, penderita HIV/AIDS dalam kurun waktu 6 bulan terakhir bertambah sekitar 200 orang atau setiap harinya ada satu pasien baru.

Baca selengkapnya

Thursday, June 14, 2007

Simposium Nasional Ketiga CBDRM

(Read English Version)

Simposium nasional Ketiga CBDRM “Mencari Kerangka Kerja dan Memposisikan CBDRM sebaai Strategi Kunci dari Pengurangan resiko Bencana di Indonesia: Jejaring antar Pemegang Peran” diadakan di Jakarta pada tanggal 12 – 13 Juni 2007.


Simposium ini bertujuan untuk berbagi pengalaman tentang praktek CBDRM di berbagai kegiatan, meluncurkan panduan hidup, peluncuran compendium project, dan juga kegiatan untuk mendukung inisiatif konsep terbaik untuk CBDRM.

Asisten DRR Coordinator dan CO Penjaringan menghadiri simposium tersebut. Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam simposium tersebut adalah Focus Group Discussion untuk membahas 5 topik utama CBDRM:
1. Ideologi
2. Visi dan Misi
3. Pengetahuan
4. Pendekatan yang digunakan
5. Teknik dan Metoda

Hasil dari FGD ini adalah bahan utama yang akan diproses oleh tim perumus untuk dijadikan panduan hidup. Beberapa orang dan institusi sudah mengajukan diri untuk menjadi bagian dari tim perumus ini.

Dalam kegiatan ini, MPBI sebagai salah satu sponsor acara menawarkan opsi afiliasi. Afiliasi ini memungkinkan berbagai organisasi bekerjasama dengan MPBI dalam bentuk dukungan keahlian teknis atau pengadaan kegiatan bersama. Informasi mengenai teknis prosedur afiliasi ini bisa dilihat di website MPBI.

Baca selengkapnya

Wednesday, June 6, 2007

Acara Malam Penghargaan di Kampung Melayu

(Read English Version)

Masyarakat Kampung Melayu bersama-sama dengan ACF mengadakan acara ini untuk memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada lembaga-lembaga yang telah memberikan bantuan kepada Kampung Melayu saat banjir Februari 2007 lalu. Acara ini juga dimaksudkan untuk memperluas jaringan antar lembaga, dan mempererat hubungan dengan masyarakat Kampung Melayu. Acara diadakan pada hari Sabtu 2 Juni 2007 di Kampung Pulo.

Pembukaan acara dilakukan oleh ketua panitia, Bpk Yayang. Sambutan juga diberikan oleh ketua RW 02 yang memberikan pujian kepada panitia atas ide mengadakan acara ini. Sambutan berikutnya adalah dari ketua RW 03 dan dari ACF, yang diwakili oleh Arde Wisben (Community Organizer Team Leader)

Puncak acara ini adalah pemberian penghargaan kepada 10 lembaga yang berperan aktif dalam penanganan banjir Februari 2007 di Kampung Pulo, Kampung Melayu. Kesepuluh organisasi yang mendapat penghargaan adalah:
1. Wahana Visi Indonesia
2. Oxfam
3. Hipperpala
4. Sanggar Ciliwung
5. Gereja Santa Maria
6. Kelurahan Kampung Melayu
7. Ketua RW 02
8. Mantan Ketua RW 03
9. Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu
10.Masjid At Tawabin

Acara berikutnya adalah diskusi tentang orientasi permasalahan terkait dengan banjir ini. Ide yang dapat ditangkap dari masyarakat adalah mereka menginginkan adanya organisasi penanggulangan banjir di Kampung Melayu, khususnya di Kampung Pulo. Hasil lainnya dari diskusi ini adalah kesepakatan untuk melakukan komposting untuk mengelola persampahan di wilayah ini. Santa Maria akan memfasilitasi kegiatan ini. Sementara pembentukan organisasi penanggulangan bencana dipercayakan kepada Bpk. Yayang. Acara ini ditutup dengan doa bersama.
Penulis : Nurely Yudha
Editor : Erma Maghfiroh
Penerjemah : Erma Maghfiroh

Baca selengkapnya

Monday, June 4, 2007

Kumpulan Berita tentang Bencana pada Mei 2007

(Read English Version)

Fakta mengenai malaria yang cukup mengejutkan muncul bulan ini. Di Kalimantan Selatan, dalam empat bulan terakhir sudah 17 orang meninggal karena malaria. Angka ini mengejutkan karena data tahun 2006 menunjukkan 8.800 orang terkena malaria, 10 diantaranya meninggal dunia. Sementara dua desa di Timor Tengah Selatan pada 16 Mei 2007 dinyatakan dalam status Kejadian Luar Biasa Malaria. Di desa Menoak, Kecamatan Numkolo dan Desa Nifukia, Kecamatan Amanuban Timur, tercatat 4 orang meninggal dunia serta 365 orang masih menjalani rawat jalan. Di Maluku Utara, malaria sudah menewaskan 63 orang dan menjangkiti 6.663 warga lainnya di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) dalam lima bulan terakhir. Pemkab Halsel mengalokasikan dana Rp 1,6 miliar untuk mengatasi malaria di daerahnya. Malaria juga termasuk 10 penyakit mematikan di Sumatera Utara dan sedikitnya membunuh 10 orang setiap tahun dengan korban anak-anak dan wanita hamil. Badan anak dunia PBB (Unicef) memberi bantuan 1,2 juta kelambu berinsektisida yang akan dibagikan dalam 2 bulan kedepan di 19 daerah di Sumut. Pemerintah pusat juga menyiapkan dana tambahan Rp 40 miliar untuk menutupi kekurangan dana pengendalian AIDS, Tuberkulosis (TB), dan malaria.

Dengan meninggalnya satu orang lagi akibat flu burung di Medan, korban di tingkat nasional mencapai angka 76. Flu burung juga dipastikan telah masuk ke Provinsi Maluku karena sampel unggas menunjukkan hasil positif. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merebak di Bali dan Nusa Tenggara Timur. Dari Medan, Sumut, jumlah pasien diare tetap tinggi. Terhitung Selasa 22 Mei 2007, lima pasien diantaranya meninggal dalam 4 hari terakhir Jumlah pasien diare yang meninggal dunia dari Januari sampai Mei berjumlah 20 orang. Bertambahnya jumlah pasien diare yang meninggal membuat keluarga pasien cemas. Virus chikunguya menyerang warga di Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kabupaten Tegal, dan Bandarlampung. Penyakit ini dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti, nyamuk yang sama dengan penyebab penyakit DBD.

Hujan deras selama dua hari (5-6/5) di kota Palu, Sulteng mengakibatkan 10 kelurahan tergenang air. Sedikitnya 1.000 rumah terendam dan 5.000 warga mengungsi. Dua orang dilaporkan tewas, dan 4 lainnya hilang dalam banjir ini. Banjir yang melanda Kabupaten Luwu Utara, Sulsel, menyebabkan stok beras habis. Pengungsi mulai kekurangan bahan makanan dan obat-obatan. Di Kalimantan, secara umum banjir mulai surut meski di sejumlah tempat masih terdapat genangan. Banjir yang melanda Kabupate Balangan, Kalsel merendam tujuh desa, 1.077 jiwa atau 371 unit rumah warga.

Dalam masalah gizi buruk, data dari RSU Mataram menyebutkan selama tahun 2007 sudah 18 bayi dirawat karena gizi buruk, 7 orang orang meninggal dunia. Sementara di kota Makassar, hingga 2004/2005, ada 1.434 anak balita mengalami gizi buruk dan gizi kurang. Dari Jakarta, anak-anak balita di Kelurahan Jatibaru Cilincing, Jakarta Utara banyak yang jatuh sakit karena kurang gizi. Di Malang, sedikitnya 29 balita menderita gizi buruk krosnis yang disertai berbagai penyakit seperti brokitis, pneumonia, TB paru, ISPA, serta retardasi mental dan jantung.

Longsor masih terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Longsor di tiga kecamatan di Kabupaten Tanah Datar, Sumbar menewaskan 1 orang warga dan ratusan lainnya terisolasi karena jalan masuk tertutup longsoran. Di Dieng, 12 titik rawan longsor bermunculan. Longsor di Lempongsari menewaskan 1 orang warga. Tiga orang tewas dan seorang luka parah tertimbun longsor saat menggali batu di sebuah tebing di Dusun Sendangboto, Sragen, Jateng. Longsor di jalan lintas Sumatera menutup akses dan membuat jalan itu tidak bisa dilewati. Longsor di lokasi ini sering terjadi setiap kali hujan turun.

Gelombang air tinggi yang bervariasi 2 meter hingga 6 meter menerjang 11 provinsi (18/5), NAD, Sumut, Sumbar, Bengkullu, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, dan Bali. Sediktinya 300 rumah warga, 80 kafe, dan 400 perahu nelayan rusak. Belasan ribu warga mengungsi ke kawasan yang aman dari gelombang. Pada Sabtu 19 Mei, gelombang pasang juga menerjang Pulau Lombok (NTT) dan pulau Flores (NTB).

Republika online, 11 Mei 2007, memberitakan Maluku digoyang gempa tiga kali dengan kekuatan paling tinggi 5.0 SR, namun guncangannya tidak menimbulkan kerusakan. Pada 14 Mei 2004 pukul 16.31 WIB gempa berkekuatan 5.3 SR mengguncang Nias, Sumut. Tidak ada korban jiwa dilaporkan. LIPI mengatakan, masyarakat yang tinggal di “pinggiran” tumbukan lempeng harus waspada terhadap gempa besar. DI Indonesia daerah rawan gempa berada di pinggiran tumbukan lempeng terbentang dari wilayah NAD, terus menyusuri pantai barat Sumatera hingga selatan Jawa, kemudian ke timur sampai Maluku dan Papua. “Kawasan Maluku menjadi lokasi paling ekstrem karena di kawasan itu terjadi tumbukan ketiga lempeng, Lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik”.

Masih ada beberapa berita tambahan, seperti angin puting beliung di Majene, efek lumpur panas yang membuat wilayah terancam ambles meluas, kebakaran besar di Tambora, Jakarta Barat, dan PBB yang memuji keajegan Kota Bogor dalam melakukan upaya mengurangi pemanasan global.

Baca selengkapnya

Monday, May 21, 2007

Wilayah Resiko DBD

(Read English Version)

Penyakit Endemis DBD merupakan salah satu bencana disamping bencana-bencana lain yang menimpa masyarakat Indonesia. Beberapa hari yang lalu Jakarta kembali berstatus KLB (Kejadian Luar Biasa). Beberapa daerah di Indonesia juga sedang menghadapi ancaman penyakit ini. KLB diindikasikan dengan peningkatan jumlah kasus di suatu wilayah 2 kali atau lebih dalam kurun waktu tertentu dibandingkan dengan waktu kasus sebelumnya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus ini, namun dapat digolongkan ke dalam dua yaitu: faktor manusia dan faktor lingkungan. Dari kedua faktor diatas, identifikasi wilayah resiko penyakit DBD dapat dilakukan. Dengan mengidentifikasi wilayah resiko, maka penanganan penyakit ini dapat dilakukan lebih optimal.

Ketiadaan Peta Rawan Penyakit DBD
Kegiatan pengamatan Penyakit DBD yang dilakukan instansi terkait, sebenarnya telah dilakukan dengan baik dan terencana, namun salah satu tujuan pengamatan penyakit DBD yaitu menentukan wilayah yang rawan penyakit DBD, belum dilakukan dengan semestinya. Dalam menentukan wilayah rawan tersebut, terdapat penggolongan Desa/Kelurahan rawan penyakit DBD berdasar kasus/ terjangkitnya penyakit DBD:

  • Rawan I (endemis): Desa/Kelurahan yang dalam 3 tahun terakhir setiap tahun terjangkit penyakit DBD.
  • Rawan II (sporadis): dalam 3 tahun terakhir terjangkit namun tidak setiap tahun.
  • Rawan III (potensial): tidak terjangkit dalam 3 tahun terakhir, namun penduduknya padat dan mempunyai hubungan transportasi baik dengan wilayah lain.
  • Daerah Bebas: jika tidak terjangkit dan ketinggian lebih dari 1000 m dari permukaan laut
(Sumber: Ditjen P2M dan PLP, Depkes RI, 1992b).

Peta wilayah rawan dengan data 3 tahun terakhir dapat digunakan untuk jangka panjang, sehingga bermanfaat untuk perencanaan terkait dengan penanganan penyakit tersebut. Lain halnya jika berdasarkan data harian atau mingguan seperti angka bebas jentik yang diukur dalam waktu harian atau mingguan, pemetaan semacam ini lebih bersifat monitoring dan dapat dilakukan prediksi.

Pemetaan Resiko Bahaya Penyakit DBD
Pemetaan Resiko bahaya penyakit DBD diperkirakan akan lebih mengena daripada pemetaan rawan DBD. Hal ini dikarenakan pemetaan ini tidak hanya menggunakan satu faktor saja, yaitu berdasarkan kasus/terjangkitnya penyakit namun juga dimasukkan faktor kerentanan yang dapat diambil dari segi lingkungan. Sebenarnya ada banyak faktor dari segi lingkungan namun kita dapat mengambil satu yang paling berpengaruh yaitu kualitas permukiman. Kualitas permukiman dapat mencerminkan tingkat sosial ekonomi masyarakat dimana tingkat sosial ekonomi yang rendah mengindikasikan kelemahan masyarakat dalam menghadapi penyakit DBD. Selain itu kualitas permukiman juga mencerminkan kualitas lingkungan yang berpengaruh terhadap penyebaran penyakit DBD.

Studi Kasus
Pemetaan resiko bermacam bahaya lingkungan (Banjir, Kebakaran, Penyakit DBD) pernah kami lakukan di 3 Kelurahan yaitu: Kampung Melayu, Cipinang Besar Utara – Jakarta Timur dan Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara bersama volunteer dari masyarakat setempat. Kegiatan ini didanai oleh ECHO (Departemen Bantuan Kemanusiaan Komisi Uni Eropa) bekerjasama dengan Action Contre la Faim, sebuah lembaga kemanusiaan Internasional berpusat di Paris. Kegiatan ini dilaksanakan sejak bulan Juli 2006 sampai Maret 2007 serta hasilnya telah dipresentasikan di Bapeda Propinsi DKI Jakarta dan Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Jakarta Timur.

Pemetaan resiko ini menggunakan 2 parameter yaitu jumlah kasus/terjangkitnya penyakit DBD dan kualitas permukiman. Dengan menggunakan GIS dan interpretasi citra satelit untuk pemodelan serta analisisnya serta pengharkatan/skoring untuk analisis datanya maka diperoleh peta resiko bahaya penyakit DBD di 3 Kelurahan secara terpisah.

Hasil studi memperlihatkan bahwa prosentase luas wilayah resiko bahaya penyakit DBD di ketiga Kelurahan tersebut tergolong menengah (58 – 68 %). Jumlah penduduk yang tercakup kedalam wilayah resiko bahaya Penyakit DBD tingkat menengah di Kampung Melayu sebesar 6.611 Jiwa atau 29 % dari total penduduk, tersebar di 51 RT dari 112 RT yang ada. Sedangkan Cipinang Besar Utara 13.883 Jiwa atau 35 %, tersebar di 10 RW dari 14 RW yang ada. Kelurahan Penjaringan 33.604 Jiwa atau 60 %, tersebar di 10 RW dari 17 RW yang ada.



Dengan mengetahui wilayah RT / RW mana yang beresiko maka instansi terkait maupun masyakat setempat dapat melakukan pencegahan dan penanganan penyakit DBD seperti kegiatan pengasapan, kebersihan lingkungan warga, dan penyuluhan lebih terfokus pada wilayah yang beresiko.

Penulis : Eka Rianta
Editor : Erma Maghfiroh
Penerjemah : Erma Maghfiroh

Baca selengkapnya

Monday, May 14, 2007

Roadshow SDI Nurul Yaqin

(Read English Version)

Anak-anak perlu mendapat perhatian dan perlindungan dari kemungkinan bencana, terutama banjir. Di usia muda, pemahaman dan penyadaran akan lebih mudah diberikan jika dilakukan sambil bermain atau pendekatan non formal lainnya. RW 04 Cipinang Besar Utara, dimana SDI Nurul Yaqin berlokasi, adalah daerah yang rawan banjir. Pada saat terjadi banjir Februari tahun 2007 yang lalu SD ini harus menghentikan kegiatan belajarnya kurang lebih tiga minggu. Ketinggian air yang menggenani sekolah ini sekitar 180 cm. Kondisi fisik bangunan SD ISLAM NURUL YAQIN sangat sederhana, terdiri dari tiga ruang kelas dan satu ruang kantor berada persis didepan ruang kelas. Sekolah menerima siswa-siswi yang tidak mampu dan yatim piatu serta anak-anak pindahan dari berbagai daerah.

Dari kegiatan ini diharapkan pemahaman guru-guru maupun anak-anak sekolah dasar NURUL YAQIN tentang bencana banjir meningkat, dan pesan kesiapsiagaan banjir sampai ke masyarakat. Kegiatan ini diisi dengan penayangan film tentang BANJIR, yang dibuat di Negara Vietnam. Sekitar 100 orang siswa berpartisipasi dalam acara ini. Mereka berasal dari kelas 1 sampai kelas 6.

Kegiatan ini diisi dengan pemutaran film yang dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2007 di SDI Nurul Yaqin RW 04 Kelurahan Cipinang Besar Utara (CBU), jam 09.30 sampai jam 11.00 WIB.

Para siswa dikumpulkan dalam ruangan dan dibagi dalam 2 kelompok. Sesi pembukaan diisi dengan perkenalan dan pertanyaan pembuka tentang banjir. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pemutaran film. Anak–anak menyimak penayangan film ini dengan baik. Setelah pemutaran film selesai, fasilitator menanyakan kembali apa yang mereka ketahui dari film tersebut. Sebagian besar siswa yang menjawab berasal dari kelas 4 – 6. Sedang siswa dari tingkatan kelas yang lebih rendah terlihat kurang dapat memahami isi film.

Di masa datang, fasilitator diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dan memberikan berbagai metode yang variatif dan sesuai dengan target sasaran peserta.

Penulis : Martius Marzuki
Editor : Erma Maghfiroh
Penerjemah : Erma Maghfiroh

Baca selengkapnya