Wednesday, August 8, 2007

Lokakarya Satlinmas Kelurahan Penjaringan

(Read English Version)

Sebagai tindak lanjut dari SK Gubernur DKI Jakarta no 96 tahun 2002, Lurah Penjaringan telah menetapkan nama-nama personil Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas). Personil-personil ini nantinya akan menjadi ujung tombak kegiatan kesiapsiagaan di kelurahan Penjaringan. Dalam rangka penguatan institusional Satlinmas, ACF memandang perlunya mengajak personil Satlinmas untuk menghadiri Lokakarya Satlinmas Penjaringan. Melalui lokakarya ini, diharapkan pemahaman personil akan meningkat sehingga mereka mampu membuat prosedur tetap penanganan bencana di kelurahan Penjaringan.

Kegiatan ini diadakan di Hotel Rudian, Jawa Barat, pada tanggal 20-22 Juli 2007.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai dasar hukum kegiatan penanggulangan bencana, memperkenalkan konsep bencana dan kerentanan di wilayah Penjaringan, memberikan gambaran umum tata kerja organisasi penanganan bencana tingkat kelurahan, dan membuat prosedur tetap penanggulanngan bencana Satlinmas Penjaringan.


Kegiatan ini diikuti oleh 40 peserta dari berbagai unsur yang terdiri dari Staf kelurahan, Satpol PP, Linmas Penjaringan, Dewan Kelurahan, Karang Taruna Penjaringan, PKK, dan perwakilan RT RW.

Agenda kegiatan ini terdiri dari:

  • Pelepasan peserta di kelurahan Penjaringan
  • Pembukaan workhsop
  • Pengenalan bencana
  • Dasar hukum pembentukan satlinmas
  • Diskusi permasalahan Satlinmas
  • Struktur Satlinmas
  • Penyusunan Protap penanggulangan bencana
  • Rencana tindak lanjut

Setelah menyelesaikan rangkaian kegiatan workshop, sebagai langkah tindak lanjut, peserta mengajukan usulan:
  • Pelatihan lanjutan untuk masing-masing divisi
  • Penambahan peralatan Satlinmas
  • Pendataan anggota Satlinmas dan pertemuan rutin

Penulis : Arde Wisben
Editor : Erma Maghfiroh
Penerjemah : Erma Maghfiroh

Baca selengkapnya

Monday, August 6, 2007

Kumpulan Berita tentang Bencana pada Juli 2007

(Read English Version)

Berita mengenai banjir mendapatkan sorotan yang cukup banyak. Meski muncul di akhir bulan, namun intensitas dan jumlah korbannya membuat media massa ramai memberitakannya. Pada tanggal 25 Juli 2007, Kompas memberitakan hujan deras yang mengguyur sebagian Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi mengakibatkan banjir dan longsor. Banjir di Kecamatan Bungku Utara, Morowali Sulawesi Tengah mengakibatkan 2 jembatan ambruk, sehingga 4 desa terisolasi, dan ribuan warga mengungsi. Jumlah korban jiwa dilaporkan terus meningkat. The Jakarta Post 24 Juli 2007 memberitakan 32 orang tewas dan 5000 orang mengungsi karena banjir ini. Bakornas PB telah mengirim bantuan berupa 4 unit perahu karet, 6 unit telepon satelit, dan 4 unit tenda komando. Sementara Depos telah mengirimkan 3000 buah sarung ke daerah bencana. Lokasi dan medan yang sulit membuat Posko Banjir kekurangan tenaga medis. Distribusi bantuan juga terkendala. Jumlah korban tewas meningkat menjadi 70 orang pada 26 Juli 2007. Tidak hanya di Morowali, banjir juga melanda Kabupaten Tapanuli Selatan, 3 orang meninggal dunia. Banjir di Agam dan Pasaman Barat, Sumbar menyebabkan 150 keluarga mengungsi. Banjir juga terjadi di Poso - Sulawesi Tengah, Kecamatan Jorong – Kalimantan Selatan, Kota Tolitoli - Sulawesi Tengah. Sementara 1000 jiwa korban banjir bandang di Kabupaten Aceh Tamiang, NAD akhir tahun 2006 dilapokan masih bertahan hidup di tenda dan gubuk secara darurat.

Peningkatan aktivitas Gunung Gamhonara sudah diwaspadai. Sampai Selasa (10/7) tercatat 15 kali letusan kecil. Sebanyak 844 warga dari delapan desa di kaki gunung telah mengungsi. Sampai Sabtu (14/7) pengungsi belum berani pulang meski aktivitas Gunung Gamkonora sudah menurun. Sementara itu, gempa berkekuatan 5,8 SR mengguncang Aceh Singkil Selasa (24/7) malam. Warga yang terkejut berhamburan keluar rumah. Gempa juga mengguncang Laut Ternate, berkekuatan 6,6 SR.

Serangan virus flu burung pada manusia kembali terjadi di Tanah air. AZ, bocah lak-laki berusia enam tahun dari Cilegon meninggal dunia karena terinfeksi virus flu burung. Penyakit lainnya, yaitu Chikunguya, menyerang warga kota Cilegon. Kali ini menimpa 28 warga Kampung Sumampir Timur, Purwakarta. Lima keluarga Kampung Ceger Kaum, Cikarang Timur, juga terjangkit penyakit Chikunguya. Di Jambi, 24 penduduk desa Mendalolaut dinyatakan positif terjangkit Chikunguya. Sementara itu, warga Jawa Barat diminta mewaspadai penyakit TBC, sebab tahun 2005 penyakit ini telah menewaskan 429 orang, setiap tahunnya ada sekitar 44.000 penderita TBC menular paru baru. Muntaber menyerang Kabupaten Tangerang, Banten, di wilayah utara. Hingga Jumat (13/7), 3 penderita meninggal sebelum tiba di puskesmas dan RSUD Tangerang. Dari Sulawesi Tengah, 16 orang dari 60 penderita diare meninggal dunia dalam sebulan terakhir.

Kekurangan suplai air masih menjadi masalah yang perlu dipecahkan pemprov DKI Jakarta. Menurut laporan, defisit suplai air di ibukota mencapai 36 juta meter kubik pertahun, dari total kebutuhan 400 juta meter kubik. Masih di Pulau Jawa, 13 kecamatan di Kabupaten Magelang rawan kekeringan dan kesulitan air bersih kemarau ini. Sebanyak 109 desa di 12 kecamatan di Kabupaten Brebes rawan mengalami kekeringan pula.

Hutan bakau di pesisir utara Jakarta dari waktu ke waktu terus berkurang, padahal menanam dan merehabilitasi bakau diyakini berguna menyelamatkan wilayah pesisir pantai dari dampak pemanasan global.

Berita internasional, Inggris disibukkan dengan bencana banjir yang terburuk dalam 60 tahun. Di China, 69 pekerja tambang batu bara di Provinsi Henan terjebak dilanda banjir, Minggu (29/7). Lebih dari 66,3 juta warga China menderita akibat banjir dan tanah longsor yang menerjang negara itu dalam dua pekan terakhir. Gelombang panas yang melanda Hongaria telah menewaskan 500 orang meninggal. Seorang warga Indonesia terluka dalam gempa dahsyat yang mengguncang kawasan Nigata, Jepang. Dua gempa juga mengguncang Taiwan Senin (23/7), masing-masing berukuran 4,1 dan 6 SR. Demam berdarah menewaskan 35 orang di Vietnam dalam semester pertama tahun ini.

Baca selengkapnya

Thursday, August 2, 2007

Studi Banding Karang Taruna Cipinang Besar Utara ke Desa Cijanti

(Read English Version)

Karang Taruna Cipinang Besar Utara merasa perlu mendapatkan pemicu untuk menggerakkan organisasinya. Studi Banding dirasakan menjadi suatu pemicu positif untuk memulai. Contoh nyata dirasa lebih mengena dibandingkan wacana dan teori semata. Kegiatan studi banding juga dapat membangun silaturahmi antar anggota Karang Taruna dari kedua wilayah.

Kegiatan ini diharapkan untuk membangkitkan semangat karang taruna untuk berkarya kembali. Berbagi pengalaman dan misi dari Karang Taruna Desa Cijanti diharapkan dapat membangkitkan pemahaman Karang taruna Cipinang Besar Utara.

Kunjungan ini diadakan pada tanggal 29 Juli 2007. Lima belas orang dari Karang taruna ikut serta. Di Desa Cijanti, diadakan temu wicara dengan pengurus Karang Taruna Desa Cijanti, dan dilanjutkan dengan kunjungan ke pabrik dan koperasi. Sesi diskusi dan tanya jawab cukup hidup dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Karang Taruna Cipinang Besar Utara.

Dari kegiatan ini, Karang Taruna CBU mulai tergugah untuk mencontoh keberhasilan Karang Taruna Cijanti. Usaha produktif yang dibangun ternyata dapat mengikat anggota karang taruna. Sosok pemimpin dirasa sangat berperan sebagai motor penggerak. Usaha produktif inilah yang akan mulai diinisiasi di Cipinang Besar Utara.

Penulis : Martius Marzuki
Editor : Erma Maghfiroh
Penerjemah : Erma Maghfiroh

Baca selengkapnya

Wednesday, August 1, 2007

Pemutaran film di SD 01 dan 02 Kampung Melayu

(Read English Version)

SD 01 Kampung Melayu dan SD 02 Kampung Melayu menempati lokasi sekolah yang sama. Kegiatan pendidikan SD 01 dilakukan pada pagi hari, sedang SD 02 pada siang harinya. Acara diadakan pada tanggal 28 Juli 2007. Pemutaran film tentang banjir dilakukan dua kali pada hari yang sama, masing-masing untuk SD 01 dan 02. Ruangan perpustakaan yang cukup besar dan nyaman dipilih menjadi lokasi pemutaran film agar anak-anak dapat menikmati film dengan tertib dan tenang.

Pemuataran film ini diikuti oleh 33 siswa dari SD 01 dan 29 siswa dari SD 02 Kampung Melayu. Kegiatan ini diadakan dengan tujuan agar siswa lebeiih memahami apa yang harus dipersiapkan sebelum banjir tiba. Sekolah dan tempat tinggal mereka adalah wilayah yang sering terkena banjir. Mode narasi dan gambar diharapkan dapat lebih mudah dipahami oleh anak-anak dibandingkan materi yang berbentuk teks/teori. Sebelum film dimulai, fasilitator menjelaskan tujuan kegatan. Siswa tampak serius memperhatikan film yang diputar. Setelah film selesai, beberapa pertanyaan dilontarkan fasilitator. Siswa berlomba-lomba menjawab. Kemudian siswa dibagi dalam 6 kelompok dimana setiap kelompok diberikan satu pertanyaan untuk dibahas. Setiap kelompok mendapat pertanyaan yang berbeda. Setelah itu jawaban mereka akan dipresentasikan di depan kelas oleh anggota kelompok. Siswa dengan bersemangat menyatakan akan menceritakan isi film ini kepada orang tua mereka di rumah agar mereka juga memahami apa yang harus dilakukan menghadapi banjir.


Penulis : Nurely Yudha
Editor : Erma Maghfiroh
Penerjemah : Erma Maghfiroh

Baca selengkapnya