Monday, June 4, 2007

Kumpulan Berita tentang Bencana pada Mei 2007

(Read English Version)

Fakta mengenai malaria yang cukup mengejutkan muncul bulan ini. Di Kalimantan Selatan, dalam empat bulan terakhir sudah 17 orang meninggal karena malaria. Angka ini mengejutkan karena data tahun 2006 menunjukkan 8.800 orang terkena malaria, 10 diantaranya meninggal dunia. Sementara dua desa di Timor Tengah Selatan pada 16 Mei 2007 dinyatakan dalam status Kejadian Luar Biasa Malaria. Di desa Menoak, Kecamatan Numkolo dan Desa Nifukia, Kecamatan Amanuban Timur, tercatat 4 orang meninggal dunia serta 365 orang masih menjalani rawat jalan. Di Maluku Utara, malaria sudah menewaskan 63 orang dan menjangkiti 6.663 warga lainnya di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) dalam lima bulan terakhir. Pemkab Halsel mengalokasikan dana Rp 1,6 miliar untuk mengatasi malaria di daerahnya. Malaria juga termasuk 10 penyakit mematikan di Sumatera Utara dan sedikitnya membunuh 10 orang setiap tahun dengan korban anak-anak dan wanita hamil. Badan anak dunia PBB (Unicef) memberi bantuan 1,2 juta kelambu berinsektisida yang akan dibagikan dalam 2 bulan kedepan di 19 daerah di Sumut. Pemerintah pusat juga menyiapkan dana tambahan Rp 40 miliar untuk menutupi kekurangan dana pengendalian AIDS, Tuberkulosis (TB), dan malaria.

Dengan meninggalnya satu orang lagi akibat flu burung di Medan, korban di tingkat nasional mencapai angka 76. Flu burung juga dipastikan telah masuk ke Provinsi Maluku karena sampel unggas menunjukkan hasil positif. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merebak di Bali dan Nusa Tenggara Timur. Dari Medan, Sumut, jumlah pasien diare tetap tinggi. Terhitung Selasa 22 Mei 2007, lima pasien diantaranya meninggal dalam 4 hari terakhir Jumlah pasien diare yang meninggal dunia dari Januari sampai Mei berjumlah 20 orang. Bertambahnya jumlah pasien diare yang meninggal membuat keluarga pasien cemas. Virus chikunguya menyerang warga di Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kabupaten Tegal, dan Bandarlampung. Penyakit ini dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti, nyamuk yang sama dengan penyebab penyakit DBD.

Hujan deras selama dua hari (5-6/5) di kota Palu, Sulteng mengakibatkan 10 kelurahan tergenang air. Sedikitnya 1.000 rumah terendam dan 5.000 warga mengungsi. Dua orang dilaporkan tewas, dan 4 lainnya hilang dalam banjir ini. Banjir yang melanda Kabupaten Luwu Utara, Sulsel, menyebabkan stok beras habis. Pengungsi mulai kekurangan bahan makanan dan obat-obatan. Di Kalimantan, secara umum banjir mulai surut meski di sejumlah tempat masih terdapat genangan. Banjir yang melanda Kabupate Balangan, Kalsel merendam tujuh desa, 1.077 jiwa atau 371 unit rumah warga.

Dalam masalah gizi buruk, data dari RSU Mataram menyebutkan selama tahun 2007 sudah 18 bayi dirawat karena gizi buruk, 7 orang orang meninggal dunia. Sementara di kota Makassar, hingga 2004/2005, ada 1.434 anak balita mengalami gizi buruk dan gizi kurang. Dari Jakarta, anak-anak balita di Kelurahan Jatibaru Cilincing, Jakarta Utara banyak yang jatuh sakit karena kurang gizi. Di Malang, sedikitnya 29 balita menderita gizi buruk krosnis yang disertai berbagai penyakit seperti brokitis, pneumonia, TB paru, ISPA, serta retardasi mental dan jantung.

Longsor masih terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Longsor di tiga kecamatan di Kabupaten Tanah Datar, Sumbar menewaskan 1 orang warga dan ratusan lainnya terisolasi karena jalan masuk tertutup longsoran. Di Dieng, 12 titik rawan longsor bermunculan. Longsor di Lempongsari menewaskan 1 orang warga. Tiga orang tewas dan seorang luka parah tertimbun longsor saat menggali batu di sebuah tebing di Dusun Sendangboto, Sragen, Jateng. Longsor di jalan lintas Sumatera menutup akses dan membuat jalan itu tidak bisa dilewati. Longsor di lokasi ini sering terjadi setiap kali hujan turun.

Gelombang air tinggi yang bervariasi 2 meter hingga 6 meter menerjang 11 provinsi (18/5), NAD, Sumut, Sumbar, Bengkullu, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, dan Bali. Sediktinya 300 rumah warga, 80 kafe, dan 400 perahu nelayan rusak. Belasan ribu warga mengungsi ke kawasan yang aman dari gelombang. Pada Sabtu 19 Mei, gelombang pasang juga menerjang Pulau Lombok (NTT) dan pulau Flores (NTB).

Republika online, 11 Mei 2007, memberitakan Maluku digoyang gempa tiga kali dengan kekuatan paling tinggi 5.0 SR, namun guncangannya tidak menimbulkan kerusakan. Pada 14 Mei 2004 pukul 16.31 WIB gempa berkekuatan 5.3 SR mengguncang Nias, Sumut. Tidak ada korban jiwa dilaporkan. LIPI mengatakan, masyarakat yang tinggal di “pinggiran” tumbukan lempeng harus waspada terhadap gempa besar. DI Indonesia daerah rawan gempa berada di pinggiran tumbukan lempeng terbentang dari wilayah NAD, terus menyusuri pantai barat Sumatera hingga selatan Jawa, kemudian ke timur sampai Maluku dan Papua. “Kawasan Maluku menjadi lokasi paling ekstrem karena di kawasan itu terjadi tumbukan ketiga lempeng, Lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik”.

Masih ada beberapa berita tambahan, seperti angin puting beliung di Majene, efek lumpur panas yang membuat wilayah terancam ambles meluas, kebakaran besar di Tambora, Jakarta Barat, dan PBB yang memuji keajegan Kota Bogor dalam melakukan upaya mengurangi pemanasan global.