Thursday, April 12, 2007

NTT (bagian 4)

(Read English Version)

GAMBARAN UMUM
GIZI DAN KETAHANAN PANGAN
AKSES AIR BERSIH

REKOMENDASI
Populasi masyarakat di 2 daerah yang di ases sangat dipengaruhi oleh kendala natural dan struktural. Kondisi kehidupan masyarakat tidak hanya jauh dibawah standar nasional, bahkan tidak mencapai standar SPHRE yang digunakan untuk kamp pengungsian. Berbagai upaya memang sudah dilakukan pemerintah nasional dan lokal untuk mengurangi kemiskinan di NTT, namun tampaknya masih kurang memadai untuk memperbaiki situasi yang ada. Untuk itu, Action contre la Faim mempertimbangkan intervensi jangka menengah yang diperlukan untuk NTT.

Rekomendasi untuk TTS
ACF telah mengidentifikasikan malnutrisi kronis sebagai masalah utama di TTS, yang beresiko menurunkan tingkat ketahanan pangan dan mempengaruhi kondisi gizi secara keseluruhan. Berdasarkan kerangka konsep penyebab malnutrisi dan kematian, ACF telah mengidentifikasikan 3 penyebab utama malnutrisi kronis di TTS:

  • Pola makan tidak sehat/tidak teratur terkait dengan keterbatasan akses pada makanan (jumlah sedikit dan kurang bervariasi), pengetahuan gizi yang kurang
  • Kemiskinan terkait dengan pendapatan rendah, keterbatasan akses ke pasar, produksi rendah, tidak mampu mendapatkan sumber pendapatan alternatif
  • Kecenderungan tinggi munculnya penyakit yang bersumber dari air
Untuk mengatasi penyebab-penyebab ini, ACF merekomendasikan 3 intervensi berikut:
  • Sektor produksi pangan akan diperkuat melalui dukungan pertanian untuk keluarga
  • Sektor ekonomi akan diperkuat melalui Income Generating Activities (IGA).
  • Memperbaiki upaya yang berkesinambungan untuk akses air bersih dalam jumlah dan kualitas yang memadai, dan meningkatkan pengetahuan dan praktik sanitas.
Sebagai tambahan ACF merekomendasikan seluruh aktivitas ini dilengkapi dengan kegiatan lokakarya dan pelatihan yang memfokuskan pada masyarakat sipil dan aparat pemerintah untuk keberlanjutan hasil dan meningkatkan kapasitas di tingkat lokal.

Rekomendasi untuk Alor
Empat intervensi dapat dikembangkan di masa depan. Intervensi-intervensi inti sudah diidentifikasikan pada asesmen pertama yang dilakukan pada 2006 dan dipertegas oleh asesmen komprehensif pada awal 2007.
  • Menjamin produksi bahan pangan pokok dengan memperbanyak diversifikasi pertanian dan rehabilitasi kesuburan tanah
  • Meningkatkan produktivitas dan profitabilitas hasil panen.
  • Mengidentifikasi kendala yang dihadapi sektor pertaniian dan menemukan solusi untuk mengatasinya
  • Mengurangi resiko dan munculnya penyakit yang bersumber dari air, dan mengurangi tingkat penyakit/kemtian secara umum
Sebagai tambahan, ACF merekomendasikan pelaksanaan asesmen berikutnya di daerah barat daya pulau Alor dan daerah Timut dan Selatan pulau Pantar, karena menurut pemangku kepentingan yang ditemui di Alor, daerah-daerah ini merupakan daerah yang rawan kekeringan air namun belum bisa di ases karena keterbatasan waktu.

GAMBAR

Penulis : Departemen FoodSec dan Watsan
Editor : Erma Maghfiroh
Penerjemah : Erma Maghfiroh