Wednesday, January 17, 2007

Rapid Assessment

(Read English Version)

Program Peningkatan Kesiagaan Bencana Banjir yang berlangsung saat ini (2005-2007) akan diperluas aktivitasnya di 2-3 kelurahan lain yang masyarakatnya rentan dan rawan banjir. Untuk mengidentifikasi kelurahan tersebut, ACF mengadopsi sebuah metode multidimensi yang mengintegrasikan beberapa aspek sebagai parameternya.

Tahap pertama dari proses yang dilakukan adalah pengumpulan dan analisis data sekunder. Data yang digunakan antara lain data dari Dinas Pekerjaan Umum, Palang Merah Indonesia, Badan Meteorologi dan Geosika, Media massa dan lain-lain. Dari proses analisis data sekunder ini akhirnya teridentifikasi 22 kelurahan yang rawan banjir dan kumuh dari sekitar 267 kelurahan yang ada di Jakarta. Kriteria yang digunakan dalam tahap ini adalah:
- Prosentase Kepala Keluarga yang tinggal di daerah rawan banjir
- Prosentase Rukun Tetangga (RT) yang rawan banjir
- Prosentase penduduk yang tinggal di daerah kumuh
- Prosentase Kepala Keluarga yang tinggal di daerah kumuh
- Prosentase Rukun Warga (RW) yang kumuh

Tahap kedua adalah analisis peta menggunakan Peta Rawan Genangan tahun 2005 dari Proyek PIPWS Ciliwung-Cisadane dan Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta. Dari analisis peta terhadap 22 kelurahan (hasil seleksi tahap pertama), berhasil diidentifikasi 10 kelurahan prioritas untuk disurvei guna penggalian data primer.

Tahap ketiga dalam proses seleksi ini adalah penggunaan teknik penginderaan jauh dengan interpretasi data satelit. Tujuan dari interpretasi data satelit ini adalah mengidentifikasi daerah pemukiman yang mempunyai resiko tinggi terhadap bahaya banjir dengan menggunakan parameter-parameter yang dapat dianalisis secara visual dari data-data satelit (satellite image). Beberapa parameter tersebut antara lain; kepadatan permukiman, ukuran rumah, lebar dan kualitas jalan masuk, lokasi pemukiman , keberadaan pohon pelindung, ruang terbuka, potensi bahaya yang ada, fasilitas kesehatan, kondisi lingkungan dan lain-lain.



Tahap keempat adalah Survai Penjajakan Awal (Rapid Assessment). Data yang dikumpulkan dalam tahap ini antara lain; (1) Data Fisik seperti; kondisi permukiman, kerawanan bencana dan lain-lain (2) Data Sosial seperti; kapasitas Pemerintah dan masyarakat, komitmen pemerintah kelurahan dan masyarakat untuk pengelolaan bencana, kondisi umum masyarakat dan lain-lain. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi, penggalian data sekunder dan wawancara dengan pemerintah dan masyarakat di masing-masing kelurahan. Akhirnya, setelah hasil survai dianalisis, 3 kelurahan prioritas berhasil diidentifikasi sebagai wilayah prioritas pendampingan baru. Tiga kelurahan tersebut adalah Kelurahan Cawang, Cipinang Besar Utara dan Penjaringan. Analisis untuk menentukan wilayah pendampingan baru ini dilakukan dengan menggunakan kombinasi parameter aspek fisik lingkungan dan aspek sosial yang meliputi:
- tingkat kekumuhan
- tingkat kerawanan bencana banjir
- tingkat respon dan komitmen dari pihak Pemerintah Kelurahan
- tingkat respon dan kesediaan bekerjasama dari pihak masyarakat kelurahan
- wilayah tersebut bebas dari program penggusuran tanah

Meskipun seleksi yang dilakukan telah berhasil mengidentifikasi 3 kelurahan prioritas, untuk penyusunan rencana program pendampingan secara detail di kelurahan terpilih, masih diperlukan data-data yang lebih rinci dan mendalam. Untuk itu kegiatan survai yang lebih mendalam (in depth survey) akan dilaksanakan selama akhir Maret-April 2006.

Hubungi ACF untuk mendapatkan laporan lengkap Rapid Assessment.

Penulis : Eka Rianta
Editor : Erma Maghfiroh
Penerjemah : Tata Translator